MENU TUTUP

Kontroversi 1 Mei antara Pro NKRI dan Papua Merdeka

Rabu, 13 April 2022 | 17:45 WIB / Cholid
Kontroversi 1 Mei antara Pro NKRI dan Papua Merdeka Ketua DPN Pemuda Adat Papua (PAP), Yan Cristian Arebo (tengah) saat memberikan keterangan pers di Jayapura/Cholid

JAYAPURA, wartaplus.com - Tanggal 1 Mei kerap diperingati sebagai hari buruh nasional, namun berbeda dengan kelompok pro kemerdekaan.Dimana kelompok tersebut menilai, 1 Mei sebagai hari Aneksasi atau pencaplokan Papua oleh NKRI.

Namun sebaliknya bagi pemerintah dan  masyarakat pro NKRI menganggap setiap 1 Mei diperingati sebagai Hari Integrasi Papua kedalam bingkai NKRI.

Tiap tahunnya tanggal 1 Mei, bagi aparat keamanan di Papua masuk sebagai kalender Kamtibmas. Kalender ini biasanya disuarakan oleh pihak keamanan jelang hari-hari tertentu yang diperingati sekelompok masyarakat Papua terkait gerakan Papua merdeka.

Menyikapi isu 1 Mei mendatang, Ketua DPN Pemuda Adat Papua (PAP), Yan Cristian Arebo menilai bahwa tanggal tersebut merupakan hari Integrasi Papua ke Indonesia.

"1 MEI  hari Integrasi Papua Ke Indonesia, hal ini sudah tidak bisa dibantah ataupun diubah lagi karena sudah tertuang dalam Penentuan Pendapat Rakyat atau PEPERA," tegasnya ketika ditemui di Jayapura, rabu (12/4)

Ia pun menilai Proses Integrasi Irian Barat ke dalam NKRI tidak terlepas dari berbagai persoalan dan konflik yang terjadi antara Indonesia dan Belanda yang pada saat itu masih menguasai Irian (Papua). 

"Perundingan antara Indonesia dan Belanda yang kita kenal sebagai Konferensi Meja Bundar (1949) hingga sampai kepada New York Agreement (1962) yang menjadi titik terang Integrasi Irian Barat masuk ke Indonesia," ujarnya.

Ditanyakan soal, masih adanya kelompok yang gencar menyuarakan 1 Mei sebagai hari aneksasi atau pencaplokan Papua oleh NKRI, seperti KNPB dan kelompok-kelompok separatis lainnya, kata Yan mereka (kelompok pro kemerdekaan red) tidak paham akan sejarah.

“Sejarah jangan diputar balik, orang-orang tua kita yang menjadi pelaku sejarah pejuang PEPERA telah menyatakan diri bergabung dengan NKRI pada masa itu pada 1 Mei 1963 melalui Pepera," ucapnya.

Yan menghimbau kepada kelompok yang bersebrangan untuk berhenti membangun ideologi Papua Merdeka dan sadar bahwa Papua adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dia jua meminta agar masyarakat Papua untuk tidak termakan isu yang menyesatkan yang dibangun oleh kelompok-kelompok yang tidak bisa dipertanggung jawabkan.

"Dengan kemerdekaan yang kita rasakan saat ini, perlu kita syukuri, dan kita hargai para orang-orang tua kita yang telah mengorbankan seluruh jiwa raganya untuk kemerdekaan sampai sekarang, kita semua harus bergandeng tangan untuk melawan paham kelompok yang bertentangan dengan NKRI," imbuhnya.


BACA JUGA

KPw BI Papua dan Pemprov Gelar HLM, Dorong Percepatan Digitalisasi di Bumi Cenderawasih

Jumat, 22 November 2024 | 19:48 WIB

Masyarakat Tapal Batas Nyatakan Sikap Dukung Polda Papua Jaga Kamtibmas Saat Pilkada 

Jumat, 22 November 2024 | 15:15 WIB

Saat Debat Terakhir, Ini Ide dan Gagasan Brilian MARIYO Mewujudkan Papua Cerdas 

Jumat, 22 November 2024 | 08:06 WIB

Diduga Lakukan Pelecehan, Ketua DPD PDIP Papua Ditangkap dan Dibawa ke Jayapura

Jumat, 22 November 2024 | 07:33 WIB

Kampanye Akbar Mari-Yo, Bakal Hadirkan Pelayanan Kesehatan Gratis dengan 5 Dokter Spesialis

Jumat, 22 November 2024 | 06:24 WIB
TERKINI

Direskrimum Polda Papua: HN Melakukan Kejahatan Luar Biasa, Ketua Pemuda Papua Parubahan Minta Diproses Hukum Siapapun Dia

49 Menit yang lalu

KPw BI Papua dan Pemprov Gelar HLM, Dorong Percepatan Digitalisasi di Bumi Cenderawasih

1 Jam yang lalu

Usai Tembak Mati Dua Tukang Ojek, KKB Puncak Bakar Sekolah di Sinak

1 Jam yang lalu

Masyarakat Tapal Batas Nyatakan Sikap Dukung Polda Papua Jaga Kamtibmas Saat Pilkada 

5 Jam yang lalu

Freeport Indonesia Dukung Turnamen Sepak Bola Piala Soeratin U-15 di Mimika Sport Complex

10 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com