MANOKWARI,wartaplus.com – Penjabat (Pj) Gubernur Papua Barat, Komjen Pol (Purn) Drs Paulus Waterpauw, M.Si mengikuti arahan Presiden Joko Widodo dalam pertemuan dengan pj kepala daerah di Istana Negara, Selasa (7/6/2022).
Dalam arahan itu, Jokowi meminta kepala daerah mengantisipasi situasi global yang sangat berat saat ini, terutama pandemi Covid-19 yang belum berakhir dan perang yang tak berhenti antara Rusia-Ukraina yang memberikan dampak sangat besar bagi dunia.
Dalam paparan Jokowi disebutkan sampai saat ini masih ada penularan Covid-19 sekitar 300-400 kasus di seluruh Indonesia.
“Termasuk di Papua Barat ada peningkatan Covid-19 pada 2 kabupaten yakni Fakfak dan Bintuni, sementara kabupaten/kota lainnya di Papua Barat stabil,” jelasnya, usai mengikuti arahan Jokowi melalui daring.
Untuk itu, Presiden Jokowi meminta seluruh daerah di Indonesia tetap mengejar percepatan vaksinasi 1,2 hingga booster.
“Stok vaksin di pusat masih banyak, sehingga para bupati/wali kota mengecek kembali ketersediaan vaksin di daerah, jika kurang maka stok akan kita minta tambahan,” katanya.
Hal lainnya adalah ketidakpastian ekonomi global dan salah satu dampaknya kenaikan BBM yang sangat tinggi di dunia. Misalnya di Jerman, harga BBM mencapai Rp33.800 per liter. Lalu, Thailand harag BBM Rp33.200, belum lagi di Singapura dan negara lainnya.
“Indonesia masih bisa dikendalikan dengan subsidi dari negara, sehingga diperlukan kerja bersama, termasuk harga bahan pangan yang terus melonjak,” katanya.
Kata penjabat gubernur, harga beras di Papua Barat masih berkisar Rp 10.750 per kilogram. Sementara di Korea dan Filipina harga beras sudah meningkat.
Dengan melihat kondisi ini, dapat pertemuan tersebut, Jokowi meminta kepala daerah melakukan upaya cepat membuat lahan terlantar menjadi lahan produktif, dengan cara menanam apa saja, misalnya jagung, sorgum, padi dan tanaman lainnya.
“Dengan tanaman yang ada, antardaerah bisa saling membantu kebutuhan pokoknya. Presiden juga mengingatkan predisksi UN dengan adanya muncul kelaparan di dunia dengan keadaan global saat ini, apalagi kita tak mengetahui kapan pandemi dan perang Rusia-Ukraina ini berakhir,” jelasnya.*