Balai Bahasa Papua Menyiapkan Tujuh Kampus di Sorong Jadi Kelas Dunia
SORONG,wartaplus.com- Balai Bahasa Provinsi Papua kini menyiapkan tujuh kampus di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat Daya menjadi berkelas dunia melalui penguatan kompetensi untuk menjalankan program Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing (BIPA).
Kepala Balai Bahasa Provinsi Papua Sukardi Gau di Sorong, Selasa, menjelaskan tujuh kampus yang menjadi target penguatan kompetensi itu yakni Universitas Victori Sorong, Universitas Muhammadiyah Sorong, Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong, Universitas Kristen Papua, Nani Bili Nusantara, Institut Agama Negeri Sorong dan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Papua.
Kemudian, selain tujuh kampus tersebut, juga ditambah dengan dua lembaga lain yaitu Himpunan Pramuwisata Cabang Sorong dan Himpunan Pramuwisata Indonesia Cabang Raja Ampat.
Ia menjelaskan program BIPA ini merupakan bentuk dukungan terhadap salah satu program Badan Bahasa yakni internasionalisasi bahasa Indonesia. "Kita ingin internasionalisasi Bahasa Indonesia juga bisa dilakukan di Provinsi Papua Barat Daya," katanya.
Tujuh kampus sebagai pengelola lembaga di Papua Barat Daya yang menjadi target penguatan kompetensi terdiri dari Universitas Victori Sorong, Universitas Muhammadiyah Sorong,
"Sebab yang kami tahu, program BIPA di Papua Barat Daya belum berkembang dan ini yang kita usahakan dengan melibatkan sejumlah perguruan tinggi untuk ikut di dalam program internasionalisasi Bahasa Indonesia," katanya.
Langkah pertama yang akan dilakukan, kata dia, adalah memfasilitasi sembilan lembaga dimaksud terkait dengan tata kelola program BIPA dan membangun jejaring BIPA ke luar negeri.
"Sehingga ke depannya orang asing yang datang ke Indonesia kita sudah siapkan wadahnya untuk siap mendampingi mereka dalam memahami dan belajar Bahasa Indonesia," kata dia.
Selain itu, katanya, manfaat lain dari program BIPA adalah menyiapkan lembaga kampus menjadi kelas dunia, karena nantinya orang asing yang datang dan berdomisili dengan kurun waktu lama di Sorong, maka mereka akan menggunakan kampus itu untuk belajar Bahasa Indonesia.
"Yang sekarang kita lakukan adalah menyiapkan tujuh kampus dan dua lembaga wisata itu menjadi wadah bagi orang asing untuk belajar Bahasa Indonesia," katanya.
Potensi lain adalah, kata dia, ini sebagai salah satu cara untuk menunjang wisatawan datang dan menikmati spot wisata di Papua Barat Daya, sehingga langkah strategis ini dilakukan sebagai persiapan menunjang kedatangan wisatawan manca negara.
"Jadi ketika mereka datang tentu mereka perlu tahu tentang Bahasa Indonesia, sehingga otomatis wadahnya kita sudah bentuk dan siapkan sejak awal," demikian Sukardi Gau.*