Pangdam Cenderawasih : Egianus Jaga Pilot Susi Air dengan Baik
SENTANI, wartaplus.com – Penyanderaan Pilot Susi Air, Philip Mark Marthens telah memasuki bulan kesembilan. Berbagai upaya sudah dilakukan aparat TNI-Polri bersama Pemerintah Daerah Nduga untuk membebaskan pilot asal Selandia Baru itu, namun hingga kini belum membuahkan hasil.
Meski belum berhasil ditemukan, namun sang pilot diyakini masih dalam keadaan baik di tangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
“Sampai sekarang pilot masih di hutan bersama dengan kelompok Egianus Kogoya. Kondisinya masih baik dan dijaga dengan baik, tidak ada masalah,” kata Pangdam XVII Cendrawasih, Mayjen TNI Izak Pengemanan saat ditemui di acara peringatan Hut ke-78 TNI di lapangan Rugby Lanud Silas Papare Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Mantan Komandan Korem 172/PWY itu menyebut bahwa upaya pembebasan saat ini terus dilakukan melalui negosiasi.
“ Upaya pembebasan terus kita lakukan, tentunya kita lakukan dengan mengedepankan negosiasi,” ujarnya.
Di tempat terpisah, anggota DPR RI asal Papua,Yan Mandenas, menyebut lambatnya pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Marthens yang berlangsung lambat akan berdampak pada citra Pemerintah Indonesia di mata negara sahabat dan negara mitra.
“Saya pikir sudah terlalu lama juga waktunya, karena sampai sekarang upaya negosiasi tidak berhasil. Saya berharap agar ada langkah maju dan langkah cepat yang diambil TNI-Polri agar segera di bebaskan,” katanya ketika ditemui di Kota Jayapura beberapa waktu lalu.
“Ini kan menyangkut kredibilitas kita di mata negara sahabat dan negara mitra. Jangan sampai mereka menganggap kita tidak mampu menyelesaikan masalah internal. Ini menjadi tolok ukur sehingga saya berharap agar masyarakat setempat turut membantu proses negosiasi dengan kelompoknya Egianus supaya pilot susi air bisa dibebaskan secepatnya,” terangnya.
Untuk diketahui, Pilot Susi Air, Philip Mark Marthens disandera Kelompok Kriminal Bersenjata Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023 saat mengantar penumpang ke Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.**