SENTANI,- Menyikapi aksi goyang Patola yang dilakukan oleh sekelompok anak di atas panggung utama FDS pada Selasa (19/6) malam yang mendapat kecaman dari sejumlah tokoh masyarakat, maka Kepala Dinas Periwisata Kabupaten Jayapura, Cris Tokoro angkat bicara.
Kepada sejumlah wartawan di Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Cris menjelaskan bahwa goyang Patola yang dilakukan bukan dibuat dalam rundown acara, tetapi terjadi secara spontanitas.
"Goyang Patola ini terjadi di luar rundown acara yang kami jadwalkan, di luar dari acara Festival Danau Sentani (FDS), ini terjadi spontanitas jadi ketika mereka sudah goyang di panggung baru kita sadar, namun berselang beberapa menit langsung kita hentikan," kata Cris.
Atas peristiwa tersebut, mantan Kepala Distrik Sentani ini menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat. "Kami menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat adat di Papua, khususnya tanah Tabi atas kesalahan ini. Kami janji tidak akan terulang lagi," ujarnya.
Lebih lanjut Cris menyampaikan bahwa untuk pengembangan bakat muda-mudi, pihaknya telah menyediakan panggung khusus di lapangan Theys Eluay Sentani.
"Untuk FDS tahun ini kita siapkan dua panggung. Panggung utama di Kalkote ini untuk pertunjukan seni budaya, sementara di sana (lapangan Theys Eluay) khusus untuk pengembangan bakat anak muda supaya mereka tidak terjerumus ke dalam hal-hal negatif seperti Narkoba, Miras dan lainnya," tandasnya. *