
JAYAPURA,wartaplus.com – Sebanyak 55 orang warga di Distrik Telambo dan Distrik Nipsan, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan dilaporkan meninggal dunia karena terserang wabah.
Kepala Puskesmas Nipsan, Hosea Wasabla, yang dikonfirmasi membenarkan hal tersebut. Ia menyebut, puluhan warga ini meninggal sejak bulan Maret lalu.
“Kejadian ini terjadi pada bulan Maret 2025, saat itu kita kekurangan tenaga medis karena sejak kasus di Anggruk (penyerangan nakes dan guru), tenaga kesehatan kita yang non OAP ini belum kembali ke tempat tugas sehingga penanganan terhadap pasien ini terlambat. Kemudian obat yang tersedia juga sudah habis dan kita minta tambah lagi,” katanya dalam video wawancara yang diterima Wartaplus.com, Senin (26/5/2025).
Dikatakan, awalnya warga yang meninggal ini terkena beberapa penyakit seperti pheumonia, ispa dan diare. Namun karena lambat diobati akhirnya meninggal dunia.
“Warga yang meninggal ini rata-rata mengalami sakit pheumonia, ispa dan diare dan yang paling banyak mengalami adalah anak-anak dan lansia. Inilah mengapa kematian meningkat di Distrik Nipsan,”ujarnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Jankes Dinas Kesehatan Yahukimo, Habel Yando, mengatakan bahwa pihaknya sudah turun dan melakukan pengobatan sekaligus pendataan warga meninggal di Distrik Nipsan dan Distrik Telambo.
Dari pendataan yang dilakukan di sembilan kampung, ditemukan bahwa rata-rata warga yang meninggal menderita pheumonia, ispa, myalgia dan satu penyakit yang belum teridentifikasi.
“Kami sudah turun melakukan pengobatan sekaligus pendataan warga yang meninggal di 9 kampung di Distrik Nipsan dan Telambo, hasilnya itu ada 44 orang warga meninggal dunia terdiri dari dewasa 28 orang dan anak 16 orang,” bebernya.
“Setelah pendataan itu kami lakukan dan kembali ke Dekai untuk persiapkan obat untuk kembali lagi, kami menerima laporan bahwa ada tambahan warga yang meninggal sehingga sampai hari ini sudah ada 55 orang meninggal,”sambungnya.
Habel Yando menambahkan, saat ini pihaknya sementara mempersiapkan obat untuk turun ke dua distrik tersebut dan melakukan pengobatan untuk mencegah bertambahnya korban meninggal dunia.
“Kita di dinas kesehatan sudah siapkan obat untuk kembali turun kesana dan melakukan pengobatan. Harapan kita semoga dengan pengobatan yang kita berikan maka tidak ada lagi warga meninggal,” harapnya. *