Pencanangan Imunisasi Massal, Dinkes Papua Kirim Logistik Vaksin ke Kabupaten Kota
JAYAPURA— Dalam rangka pencanangan imunisasi massal campak, rubella dan polio secara serentak di seluruh Indonesia pada 1 Agustus 2018 mendatang, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua telah mengirim logistik berupa 20.000 vial vaksin, alat suntik, poster, leaflet, tempat penyimpanan (cold room) ke 18 Kabupaten/Kota.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Dinas Kesehatan Provinsi Papua dr. Aron Rumainum, di Jayapura, Jumat (20/7) lalu mengatakan, selain pengiriman logistik vaksin, pihaknya juga telah mengirimkan buku penyuluhan bagi orang tua, guru dan kader posyandu ke 21 kabupaten kota.
Sementara empat kabupaten yakni Paniai, Mamberamo Tengah, Yahukimo dan Puncak belum dikirimkan logistik vaksin
"Kami akan sosialisasi di Paniai, setelah Pilbup (pilkada bupati) setempat pada 25 Juli 2018. Kalau aman kami akan sosialiasi disana 27 - 28 Juli 2018 atau 30-31 Juli 2018,” katanya.
Menurut Aron, pihaknya membutuhkan 100.000 vial vaksin untuk 1.000.000 anak. Sementara stok yang ada baru 20.000 vial vaksin.
“Tahap pertama sudah dikirim dari Jakarta. Nanti rencana datang lagi 20.000 vial vaksin. Tapi hal ini tergantung tempat penyimpanan,” ungkapnya.
Menurut Aron, pihaknya telah mengajukan permintaan ke Kemenkes agar dimasukkan didalam perencanaan DAK atau DAK Pelayanan kesehatan dasar dan penugasan tahun 2018.
Di kesempatan itu, Aron mengaku mengalami kendala terkait penyimpanan vaksin
"Kalau kita butuh 100.000 vial vaksin yang masuk 20.000 vial vaksin dulu. Ada 4 tahapan pengiriman dari Jakarta. Kalau disini kurang, maka di Kabupaten/Kota juga kurang. Jadi petugas Kabupaten/Kota harus menghitung dia punya ruang penyimpanan,” bebernya.
Dia menjelaskan, vaksin disimpan di ruang pendingin. Kalau di Puskesmas disimpan di kulkas penyimpanan vaksin. Untuk kabupaten kota dari 405 puskesmas masih 92 puskesmas yang belum memiliki tempat pendingin vaksin dan itu tersebar di kabupaten Paniai, Dogiyai, Deiyai, Intan Jaya, Yahukimo, Tolikara, Nduga, Lany Jaya dan Jayawijaya.
Lalu bagaimana cara mengatasinya? Arum menjelaskan, vaksin MR adalah vaksin hidup. Kalau disimpan di ruang pendingin bisa bertahan 14 hari.
“Nanti kalau bisa di wilayah pedalaman sekali padahal kita punya tempat penyimpan harus sampai 8 celcius. Bagaimana caranya kalau itu daerah dingin vaksinya kita ikat di plastik rapat-rapat baru kita rendam di kali yang dingin. Yang penting dia tertutup tak masalah,” jelasnya.*