JAYAPURA, – Aksi unjuk rasa mahasiswa Papua di Surabaya memperingati HUT OPM 1 Desember lalu dan nyaris berakhir ricuh, mendapat tanggapan dari pemerintah provinsi Papua.
Melalui Asisten Bidang politik hukum pemerintahan setda Papua, Doren Wakerkwa menyesalkan aksi unjuk rasa yang berujung pada penangkapan 300 mahasiswa oleh aparat Kepolisian.
“Kami tidak suruh (mahasiswa asal Papua) baik secara kelompok ataupun perorangan melakukan aktivitas (demo meminta merdeka),” tegas Doren kepada pers di Jayapura, Senin (3/12).
Menurut dia, jika aksi unjuk rasa yang dilakukan bertentangan dengan negara dan aturan hukum yang berlaku seperti demo meminta Papua merdeka. Maka pemerintah Provinsi tidak akan mentolerir ataupun membela
"(Kalau mahasiswa) salah ya harus berhadapan dengan hukum,” katanya.
Semestinya, ujar Doren, mahasiswa asal Papua yang mengambil studi di Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta di seluruh Indonesia, hanya berkuliah dan setelah diwisuda, segera kembali ke Papua untuk membangun daerahnya, sebagai bangsa dan warga negara IndonesiA
Pemberian beasiswa pun sebenarnya bertujuan untuk membantu putra dan putri asal Papua agar mendapat pendidikan tinggi, sehingga mampu bersaing dengan pemuda dan pemudi lainnya di seluruh Indoneisa, dalam pelaksanaan pembangunan.
“Sehingga mau kuliah dimana pun berada, baik di Surabaya, Aceh, Manado, bahkan luar negeri sekalipun mereka mesti kembali pulang ke Papua. Intinya, mengirim mahasiwa yang dibiayai negara, supaya selesai kuliah pulang ke Papua supaya membangun tatanan kehidupan pemerintahan dan pelayanan kemasyarakatan yang ada di tanah ini. Sebab sekali lagi tidak ada niat pemerintah provinsi mengajarkan mahasiswa untuk pergi ke provinsi di seluruh Indonesia atau ke luar negeri, lalu melakukan kegiatan seperti begitu,” tegasnya.
Sebelumnya, ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua dari sejumlah wilayah di pulau jawa menggelar aksi unjuk rasa di Jalan Pemuda, Surabaya, Sabtu (1/12), menyuarakan tuntutan agar Papua Barat merdeka dan lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam aksinya, para mahasiswa asal Papua ini mengenakan ikat kepala mirip motif bintang kejora yang merupakan simbol Organisasi Papua Merdeka (OPM). Mereka nyaris bentrok dengan massa tandingan yang berasal dari berbagai forum diantaranya Forum Komunikasi Putra Putri TNI Polri, Himpunan Putra Putri Angkatan Darat, Pemuda Pancasila dan Komunitas Pencak Silat. Beruntung dapat dicegah oleh aparat keamanan yang bersiaga di lokasi kejadian.