MENU TUTUP

Ternyata Tak Ada Telur Palsu di Indonesia

Sabtu, 17 Maret 2018 | 15:29 WIB / rmol
Ternyata Tak Ada Telur Palsu di Indonesia net

WARTAPLUS - Kepala Satuan Tugas Pangan, Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto, menyatakan tidak ada telur palsu beredar di Indonesia. Seperti informasi yang marak beredar di media sosial.

Setyo mengatakan, Satgas Pangan telah melakukan pengecekan dan uji laboratorium terhadap telur yang dicurigai sebagai telur palsu. Hasilnya, ternyata telur itu asli.

"Sampaikan ke masyarakat, tidak ada lagi yang namanya telur palsu. Ini sudah diuji di laboratorium IPB (Institut Pertanian Bogor)," ujar Setyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat 16 Maret 2018.

Menurut Setyo, beredarnya isu telur palsu di media sosial tersebut telah mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Apalagi isu tersebut bergulir jelang Pilkada dan bulan Ramadan.

Belum lagi, persoalan tingkat konsumsi masyarakat terhadap telur yang masih rendah. Saat ini, rata-rata setiap orang Indonesia hanya mengonsumsi sekitar 10,44 kilogram telur per tahun.

"Kalau dihantam dengan isu telur palsu, masyarakat jadi ragu, akan menurunkan konsumsi per kapita. Juga akan menghantam industri peternakan ayam petelur. Yang rugi bangsa kita karena akan kekurangan protein," ucap dia.

Telur Lama

Menurut Direktur Perbibitan dan Produksi Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Sugiono, isu telur palsu sulit diterima logika.

Sebab, pembuatan telur tiruan tentu membutuhkan teknologi canggih dan biaya yang tak sedikit. Dan belum ada teknologi membuat telur palsu di dunia ini.

"Jadi telur produk biologis enggak akan bisa dipalsukan. Harga telur per-kilogram jelas Rp20-23 ribu. Kalau mau dipalsukan berapa biayanya. Teknologi macam apa. Enggak mungkin bisa dipalsukan," kata Sugiono.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Syamsul Maarif, menduga telur yang disebut palsu itu merupakan telur biasa yang sudah lama. Telur yang kelamaan disimpan akan berpengaruh pada kualitasnya.

"Kalau curiga telur palsu, bisa berhubungan langsung ke kami. Informasi yang disebarluaskan itu kami sudah uji lab, bahwa telur itu enggak palsu. Mungkin cuma sudah terlalu lama," ujar Syamsul.

Syamsul mengatakan, telur lama sejatinya tidak berbahaya dikonsumsi selama tidak rusak. Sebab jika cangkang retak, telur tersebut rentan terkontaminasi dengan bakteri dan virus. Sehingga tidak layak untuk dikonsumsi.

"Makanya kita jangan simpan telur lama-lama lebih dari empat minggu. Nanti polisi lihat fenomena apa yang berkembang di masyarakat. Tapi saya tegaskan telur palsu itu enggak ada," kata dia. [net]


BACA JUGA

Samuel Jenggu Bakal Lapor Wapres, Jika Polda Papua Lambat Tangani Suket Palsu Seorang Cawagub

Rabu, 13 November 2024 | 18:06 WIB

Debat Publik Kedua Pilgub Papua 2024, Sekelompok Pemuda Pertanyakan Dugaan Dokumen Palsu Seorang Cawagub

Jumat, 08 November 2024 | 18:43 WIB

Soal Kasus Suket Palsu, Ini Kata Kapolda Papua

Jumat, 08 November 2024 | 11:23 WIB

Komitmen Presiden Wujudkan Makan Bergizi Gratis di 100 hari Awal Kerja

Sabtu, 02 November 2024 | 10:28 WIB

Program IndonesiaNEXT Telkomsel 2024: Mahasiswa Papua Raih Top 3

Selasa, 15 Oktober 2024 | 16:53 WIB
TERKINI

Mari-Yo Dampingi Kaesang Hadiri Kampanye Paslon Jhonda dan JBR -Harus di Jayapura

4 Jam yang lalu

Direskrimum Polda Papua: HN Melakukan Kejahatan Luar Biasa, Ketua Pemuda Papua Parubahan Minta Diproses Hukum Siapapun Dia

5 Jam yang lalu

KPw BI Papua dan Pemprov Gelar HLM, Dorong Percepatan Digitalisasi di Bumi Cenderawasih

6 Jam yang lalu

Usai Tembak Mati Dua Tukang Ojek, KKB Puncak Bakar Sekolah di Sinak

6 Jam yang lalu

Masyarakat Tapal Batas Nyatakan Sikap Dukung Polda Papua Jaga Kamtibmas Saat Pilkada 

10 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com