4 Hari Lagi Filep Wamafma Lepas Jabatan Ketua STIH Manokwari
MANOKWARI- Ketua Sekolah Tinggi ilmu Hukum (STIH) Manokwari Filep Wamafma, SH., M.Hum akan mengakhiri masa jabatannya selaku rektor STIH pada 13 Maret 2019.
Putra asli Papua asal suku Biak ini sangat berkharisma, bersahabat dan lewat diskusi apapun sangat cerdas untuk kemajuan Kampus STIH di tingkat Regional untuk Papua dan Papua Barat, bahkan skala Nasional dan Internasional.
Melalui diskusi-diskusi terukir naluri akademisi kepemimpinan sangat terpatrii dalam diri seorang Filep Wamafma. Menariknya, di sela-sela diskusi yang berat, lelucon-lelucon satire sering dilontarkannya, hanya sekadar ingin mengatakan bahwa, politik dan akademisi harus selalu diwarnai kegembiraan penuh satire dengan komedi.
Filep Wamafma juga memilki naluri akademis politikus, demikian orang menyebutnya. Bila mau jujur, STIH Manokwari menjadi bernyawa saat ini, karena Filep memegang nakhoda.
"Jembatan ke arah politik yang telah dirintis sejak menjadi anggota komisioner KPU, akhirnya semakin terasah dengan menjadi nakhoda STIH Manokwari. Bagi saya, seorang pemimpin (apalagi bila bergerak di wilayah politik) harus diuji dulu di ruang akademis. Filep Wamafma membuktikan hal itu, bahwasanya dunia akademis mengasah seorang politikus menjadi negarawan sejati," ungkap putra Papua berkharisma tersebut, Sabtu (9/3/2019).
Tidak banyak politikus yang berjiwa akademis. Jiwa akademis semacam ini membuat Filep Wamafma memiliki mimpi besar soal masa depan anak-anak Papua, masa depan generasi Papua, dan masa depan kehormatan Orang Asli Papua. Itulah sebabnya mendukung seorang Filep memantapkan langkah menuju DPD RI. Bahkan sebuah ranah di mana wajah bersinar masyarakat Papua-Papua Barat akan ditampilkan tanpa ironi-pesimis.
Di balik itu semua, jiwa akademis membuatnya semakin rendah hati. Demikian diutarakan Dr. Antonius M. Laot Kian, Dosen Fakultas Hukum dan Komunikasi Unika Soegijapranata Semarang, yang juga adalah Ketua Pusat Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian.
Menurut Laot, saat bekerja bersama Filep Wafmama ketenangannya dalam mengambil keputusan, sifat kebapakan yang tinggi, serta tanggungjawab yang akuntabel, sangat ditonjolkannya. Ia tidak ragu memuji, dan dengan elok pula menegur sebagai sahabat. Itulah politik jujur yang mau dibawa Filep menuju Senayan. Bukankah kesuksesan selalu dimulai dengan kejujuran?
"Masih terpatri jelas dalam ingatan saya, saat kami bersama-sama menghadap Luhut Panjaitan, untuk menyampaikan aspirasi-narasi tentang OAP sebagai pemimpin di negerinya sendiri. Penjelasannya yang tegas sempat mengagetkan seisi ruangan bahwasanya seluruh arah perjuangan di Papua Barat, harus diarahkan pada penghormatan dan pemberdayaan Orang Asli Papua," ungkap Laot.
Terlepas dari semua hal di atas, Wamafma menampilkan sisi religiusitas yang bernas. Dalam segala hal, doa menjadi andalannya. Bila sempurna tidak bisa dilekatkan pada manusia, maka fakta kehidupannya mendorong semesta utk menunjuknya sebagai pemimpin; dan hal itu murni, genuine, natural, tidak dibuat-buat.
Kini, empat hari lagi, Filep akan melepaskan jabatan kepemimpinannya sebagai Ketua STIH Manokwari. Pada titik yang sama pula, Filep sesungguhnya memberikan kesempatan bagi generasi sesudahnya untuk berpartisipasi lebih sungguh membangun dunia pendidikan tinggi hukum. Memang tiada jabatan yang abadi, namun "keabadian" telah diciptakan Filep melalui setiap keberhasilannya di hati sanubari civitas akademika.
“Filep akan terbang menuju Senayan. Untuk orang sehebat dia, saya menganjurkan agar ia dipilih dengan suara bulat, dengan ketulusan hati, karena Tuhan tak pernah meninggalkan orang yang tulus hati membangun negeri, karena Filep Wamafma telah membuktikannya,” tandas Laot. *