Smart ASN jadi Lini Terdepan Pelayanan Pemerintahan
JAKARTA - Pemerintah memacu kecepatan peningkatan kualitas aparatur sipil negara (ASN) untuk pembentukan generasi Smart ASN demi terwujudnya birokrasi berkelas dunia.
Generasi ini juga diharapkan dapat mengantisipasi tantangan disrupsi era revolusi industri 4.0. Digitalisasi birokrasi akan menciptakan pelayanan masyarakat yang semakin optimal, efisien, dan cepat.
“Smart ASN akan menjadi digital talent dan digital leader seluruh lini terdepan pelayanan pemerintahan,” ujar Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Syafruddin dalam laporannya saat Presidential Lecture 2019 yang mengambil tema ‘Sinergi untuk Melayani’ di Istora Senayan, Rabu (24/07).
Menurut Syafruddin dalam siaran persnya, tantangan dan hambatan yang dihadapi ASN dijadikan sebagai kekuatan dan peluang untuk mendorong visi Indonesia 2045, dengan berfondasi pada transformasi digitalisasi birokrasi yang lebih memudahkan akses pelayanan kepada masyarakat. Praktik birokrasi yang berbelit dan lamban dipangkas, kinerja birokrasi lebih efisien, fleksibel dan adaptif, serta meluaskan semangat perubahan kerja yang kreatif, inovatifdan berdaya saing.
Presidential Lecture
Dijelaskan, Presidential Lecture yang kedua kalinya diadakan ini untuk menjembatani sekaligus menginternalisasi visi presiden terkait arah perjalanan birokrasi pemerintah dalam melaksanakan program-program prioritas pembangunan. Cara pandang para CPNS terhadap kinerja dimutakhirkan secara masif dan utuh disampaikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla.
“Arahan Bapak Wakil Presiden diterima langsung oleh para CPNS dan PNS sebagai mesin utama penggerak birokrasi dan tulang punggung bangsa dalam menghadapi dinamika kebangsaan yang multidimensional,” ujarnya dihadapan 6.000 CPNS.
Lanjutnya dikatakan, generasi Smart ASN dibentuk sejalan dengan prioritas pembangunan sumber daya manusia (SDM) serta grand design reformasi birokrasi nasional. Kebijakan strategis pembangunan SDM ASN bertumpu pada reformasi manajemen ASN dalam UU Nomor 5/2014 tentang ASN, PP Nomor 11/2017 tentang Manajemen PNS, dan PP Nomor 49/2018 tentang Manajemen PPPK.
Dalam acara yang mengusung tema ‘Sinergi untuk Melayani’ ini, Menteri Syafruddin mengatakan pelaksanaan rekrutmen CPNS tahun 2018 sebanyak 238.015 formasi untuk 76 Kementerian/Lembaga dan 525 Pemerintah Daerah, dan terisi sebanyak 180.624. Sebanyak 164.783 diisi dari formasi umum, 6.307 formasi cumlaude, 1.808 disabilitas, 604 putra/i Papua dan Papua Barat, 23 diaspora, 287 olahragawan berprestasi internasional, dan 6.812 tenaga honorer K-II.
Saat ini total PNS berjumlah 4.287.526 orang, dimana sebanyak 39 persen merupakan tenaga administratif, oleh karenanya kondisi tersebut perlu direstrukturisasi agar ASN didominasi jabatan fungsional teknis dan berkeahlian profesional yang lebih optimal mendukung pembangunan baik di pusat maupun daerah.
Lebih jauh, Menteri Syafruddin menjelaskan Indonesia berada di peringkat ke-77 dari 119 negara dalam Global Talent Competitiveness Index. Untuk perbaikan indeks ini, struktur ideal ASN perlu didukung manajemen talenta nasional yang dikembangkan untuk menempatkan talenta terbaik pada jabatan strategis.
Hadir dalam acara ini, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, dan sejumlah Menteri Kabinet Kerja, para kepala lembaga, Former Minister of Personnel Management Republic of Korea Pan Suk Kim, Bappenae serta Komisaris Utama PT. Net Mediatama TV dan Creative Director Opening and Closing 18th Asian Games 2018 Wishnutama.