MENU TUTUP

UU Otsus Tidak Mengatur Bupati, Wabup, Walikota dan Wawali Harus OAP

Selasa, 30 Juli 2019 | 16:00 WIB / Alberth
UU Otsus Tidak Mengatur Bupati, Wabup, Walikota dan Wawali Harus OAP Demo mahasiswa ke DPR Papua Barat mendesak dibentuk Perdasus kepala daerah di kabupaten, kota se tanah Papua wajib OAP/Alberth

MANOKWARI- Persoalan masyarakat adat Papua termasuk Undang-undang Nomor 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus kian dipermasalahkan oleh orang asli Papua. 

Untuk itu perlu adanya sinergitas antara dua lembaga rakyat yakni, lembaga kultur Majelis Rakyat Papua Provinsi Papua Barat dan DPR Papua Barat (Fraksi Otsus) dalam melihat persoalan OAP dan UU Otsus itu sendiri.

Hal ini disampaikan Pokja Adat MRP PB, Bram Ramar dan Ketua Fraksi Otsus DPR Papua Barat Yan Anthon Yoteni. 

Menurut Ramar, aspirasi kepala daerah wajib OAP adalah bentuk aspirasi dan perpanjangan tangan masyarakat adat asli Papua. Bahkan sempat mereka perjuangkan hal ini pada tahun 2015, namun gagal di Mendagri.

Dengan demikian, MRP dan DPR diminta bersinergi perjuangkan apa yang menjadi peraturan daerah khusus tentang kepala daerah OAP di kabupaten, kota.

Di dalam UU Otsus tidak mengatur tentang kepala daerah di tingkat kabupaten, kota adalah OAP, maka perlu dibuat Perdasus dan harus disesuaikan dengan amanat UU Otsus. 

Sementara untuk kepala daerah yakni gubernur dan wagub di tanah Papua telah diatur didalam UU otsus Pasal 12 huruf (a) adalah orang asli Papua.

"Salah satu aspirasi yang didesak saat ini oleh elemen masyarakat dan mahasiswa adalah kepala daerah yakni bupati, wakil bupati, wali kota dan wakil walikota  di tanah Papua adalah OAP, maka harus didukung dengan Raperdasus,"ungkap Bram Ramar saat di gedung DPR Papua Barat, Jumat pekan lalu.

Ketua Komisi A DPR Papua Barat Yan Anthon Yoteni mengatakan, sinergitas antara MRP dan DPR PB (fraksi otsus) merupakan perwakilan OAP di parlemen dan lembaga kultur, maka segala bentuk aspirasi tentang OAP harus dibicarakan secara adat dan perlu didukung raperdasus.

Dijelaskan Yoteni, DPR PB saat ini telah menerima 18 rancangan peraturan daerah khusus dan Perdasi. Salah satunya kepala daerah OAP.

Hanya saja, di akui Yoteni bahwa waktu kerja mereka tidak cukup untuk menyelesaikan usulan produk hukum tersebut, namun sudah tercatat di DPR dan akan diperjuangkan oleh anggota DPR periode 2019-2024.*

 

 


BACA JUGA

Wakil Bupati Mus Kogoya Tegaskan Penyaluran Dana Desa Harus Tepat Sasaran dan Menyentuh Masyarakat

Senin, 13 Oktober 2025 | 11:35 WIB
Kredibilitas Bank Papua Dipertaruhkan

Dana Penanggulangan Kemiskinan Masyarakat di Lanny Jaya Dikorupsi, Kapolda Papua:Tidak Bisa Ditolerir

Jumat, 26 September 2025 | 05:31 WIB

Pertama Kali, Polda Papua Ungkap Kasus Korupsi dengan Kerugian Negara Fantastis Capai Rp168 Miliar

Kamis, 25 September 2025 | 18:34 WIB

Dandim 1702/Jayawijaya Pimpin Pasukan Pengamanan dan Bawa Logistik ke Posramil Elelim Yalimo

Kamis, 18 September 2025 | 06:21 WIB

Harga Sembako di Puncak Jaya Stabil, Bupati Yuni Turun Langsung ke Kios dan Pasar

Selasa, 16 September 2025 | 14:20 WIB
TERKINI

Dukung Penegakan Hukum, Tokoh Pemuda Tanah Tabi Apresiasi Satgas Ops Damai Cartenz

52 Menit yang lalu

Militer Indonesia Tewaskan Warga Sipil di Intan Jaya, Pembalasan Dilakukan TPNPB  di Nabire

6 Jam yang lalu

Terpilih Pimpin Golkar Papua, Mathius Fakhiri Targetkan Raih Kursi DPR RI di Pemilu Mendatang

15 Jam yang lalu

Teror di Kali Semen: Warga Tewas dan Empat Luka Ditembak KKB, Satgas Damai Cartenz Buru Pelaku

16 Jam yang lalu
Nabire

Satu Warga Meninggal Dunia dan Empat Lainnya Luka Akibat Penembakan KKB di Kali Semen, Satgas Ops Damai Cartenz Lakukan Pengejaran

18 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com