MENU TUTUP

Gubernur Papua Sayangkan Penempatan Jumlah Pasukan Berlebihan di Nduga

Selasa, 30 Juli 2019 | 16:53 WIB / Andi Riri
Gubernur Papua Sayangkan Penempatan Jumlah Pasukan Berlebihan di Nduga Gubernur Papua, Lukas Enembe/Istimewa

JAYAPURA-Gubernur Papua, Lukas Enembe menyayangkan penempatan pasukan TNI- Polri dengan jumlah banyak di Kabupaten Nduga. Sebab menurutnya, hal itu justru akan menambah konflik berkepanjangan antara kelompok separatis bersenjata dengan aparat keamanan. Dimana masyarakatlah yang akan menjadi korban dari konflik tersebut.

"Ini juga masalah, dulu saya bilang pasukan (TNI Polri) ditarik. Saya 10 tahun mengurus orang seperti ini di Puncak Jaya (sewaktu menjadi Bupati), tapi pemerintah menuduh saya itu melanggar aturan," ungkap Lukas kepada pers di Jayapura, Selasa (30/07).

Konflik bersenjata antara TNI/Polri dengan kelompok separatis pimpinan Egianus Kogoya yang terjadi dalam dua tahun terakhir, membuat ribuan warga memilih meninggalkan rumah mereka dan mengungsi ke kabupaten terdekat seperti kabupaten Jayawijaya, Lanny Jaya dan Mimika

Meski menyayangkan penempatan pasukan dengan jumlah berlebihan di Nduga, Gubernur Lukas justru tidak menyetujui jika pasukan TNI Polri ditarik dari Nduga 

Menurutnya, yang terpenting saat ini bagaimana pemerintah secara komperehensif segera mengatasi masalah di Nduga dan masyarakat bisa kembali ke tempat asalnya.

"Bukan (penarikan pasukan), kita sudah sampaikan waktu itu. Saya tidak tahu berapa lama ini akan berakhir, apakah mereka sudah habiskan OPM (kelompok separatis)? Tentara bertugas untuk kasih habis OPM, kalau mereka masih ada kapan berakhirnya," katanya.

Pengungsi Nduga

Terkait dengan pengungsi Nduga, Gubernur mengungkapkan saat ini Dinas Sosial Provinsi Papua telah berada di Kabupaten Jayawijaya untuk menyalurkan bantuan bagi warga yang mengungsi di daerah tersebut.

Sebelumnya, Kementerian Sosial ( Kemensos) memastikan jumlah pengungsi warga Kabupaten Nduga, Papua, yang meninggal dunia hingga saat ini mencapai 53 orang.

Dari jumlah itu, 23 orang anak-anak. Rata-rata penyebabnya karena sakit dan bukan kejadian luar biasa.

"Tidak benar berita lebih dari 130 orang meninggal dalam pengungsian. Jumlah korban meninggal dunia itu merupakan akumulasi dari awal konflik terjadi. Mereka yang meninggal karena sakit," ujar Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos RI Harry Hikmat, Senin (29/7)

Sementara Kodam XVII/Cenderawasih mengakui ada pergerakan masyarakat dalam jumlah cukup besar dari Nduga ke wilayah lain. Namun, hal tersebut bukan dilakukan untuk mengungsi.

"Sebenarnya mereka lebih pada bermigrasi dan cendrung tidak ingin kembali ke tempat sebelumnya," ujar Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih,Letkol CPL Eko Daryanto.


BACA JUGA

Arak arakan Peti Jenazah Lukas Enembe di Sentani Jayapura Berujung Ricuh, Pj Gubernur Terluka

Kamis, 28 Desember 2023 | 15:58 WIB

Ribka Haluk Laporkan Perkembangan Pembangunan Kantor Gubernur Papua Tengah kepada Wapres

Rabu, 11 Oktober 2023 | 13:08 WIB

Wakil Presiden Puji Kemegahan Kantor Gubernur Papua, Karya Terbaik Peninggalan Lukas Enembe

Selasa, 10 Oktober 2023 | 13:24 WIB

Fraksi Demokrat DPRP Kecewa dengan Pemutaran Video Hasil Kinerja Lukas Enembe Pimpin Papua

Sabtu, 26 Agustus 2023 | 07:45 WIB

Ini Tiga Nama Calon Penjabat Gubernur Papua yang Diusulkan DPRP

Kamis, 10 Agustus 2023 | 19:35 WIB
TERKINI

Ratusan Warga Boven Digoel Keracunan Usai Menyantap Makanan Saat Kampanye Calon Kepala Daerah

6 Jam yang lalu

Polisi Intan Jaya Luka Dianiaya OTK, Diduga KKB Terlibat

9 Jam yang lalu

Jelang Hari Bhayangkara ke-79, Polresta Jayapura Gelar Nikah Massal Diikuti oleh 21 Pasangan ‎

23 Jam yang lalu

Personel Polres Intan Jaya Alami Luka Akibat Dianiaya KKB

1 Hari yang lalu

Barisan Merah Putih Kabupaten Jayapura Dilantik

1 Hari yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com