MENU TUTUP

Ini Pernyataan Sikap PDEI dan MHKI Terkait Kematian Dokter saat Kerusuhan Wamena

Sabtu, 28 September 2019 | 10:14 WIB / Andi Riri
Ini Pernyataan Sikap PDEI dan MHKI Terkait Kematian Dokter saat Kerusuhan Wamena Jenazah dr.Soeko Marsetiyo saat hendak diberangkatkan dari Wamena ke Jayapura/Istimewa

JAYAPURA- Perhimpunan Dokter Emergensi (PDEI) dan Masyarakat HUKUM KESEHATAN INDONESIA (MHKI) menyampaikan enam poin pernyataan sikap terkait kematian dr.Soeko Marsetiyo pada saat kerusuhan di kota Wamena, Papua, Senin, 23 September 2019 lalu.

Dalam siaran persnya yang diterima wartaplus.com, Sabtu (28/9), Ketua Umum PDEI​​​​​: dr. Moh. Adib Khumaidi,Sp.OT mengungkapkan pristiwa tragis ini telah menimbulkan keprihatinan semua pihak khususnya dari kalangan kesehatan. 

"Dokter yang telah mengabdikan dirinya puluhan tahun bagi masyarakat di daerah tanpa membedakan suku, agama, dan ras harus mengalami kejadian tragis yang menyebabkan kematian," ungkapnya.

Ketua Umum MHKI, dr. Mahesa Paranadipa M, MH mengatakan kejadian ini juga pernah dan mungkin dapat terjadi bagi tenaga kesehatan lain. Melihat kondisi saat ini didasarkan pada Hak Asasi Manusia (UU No.39 tahun 1999), Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) dan Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia (MHKI) menyatakan beberapa hal sebagai berikut;

Pertama, Turut berduka cita mendalam atas kematian dr. Soeko Marestiyo.

Kedua, sangat prihatin dengan kondisi Wamena-Papua yang berdasarkan informasi terakhir dari sejawat di Wamena di mana kondisi masih belum kondusif, masyarakat dan petugas-petugas kesehatan masih mengungsi di rumah sakit daerah dan Kodam namun tetap memberikan pelayanan bagi masyarakat yang membutuhkan.

Ketiga, mendesak pemerintah baik pusat maupun daerah dan aparat keamanan segera melakukan pemulihan kondisi di Wamena dengan pendekatan persuasif agar situasi kembali aman dan tetap meningkatkan keamanan bagi seluruh petugas kesehatan dan sarana prasarana kesehatan di Wamena.  

Keempat, meminta semua pihak untuk tidak memperlakukan seluruh dokter/dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya secara tidak manusiawi, bahkan menyebabkan perlukaan dan bahkan kematian.

Kelima, jika poin 3 dan 4 di atas tidak dapat diwujudkan, mendesak Kementerian Kesehatan untuk mengevakuasi seluruh tenaga kesehatan di daerah rawan

Keenam, pernyataan ini berlaku di semua daerah dan tempat yang rawan terjadinya konflik dan huru hara.

"Semoga Indonesia kembali aman agar seluruh petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh rakyat Indonesia," Harap Adib Khumaidi

Seperti diketahui, dokter Soeko Maristiyo meninggal dunia dalam kerusuhan yang terjadi di Wamena. Almarhum telah mengabdi sebagai dokter di pedalaman kabupaten Tolikara selama 15 tahun.**

 

 


BACA JUGA

Bank Papua Siapkan Pembiayaan Pengusaha OAP yang Kerjakan Rekontruksi Bangunan di Wamena

Jumat, 13 Desember 2019 | 18:42 WIB

Korban Kerusuhan Wamena yang Dirawat di RSUD Jayapura Kebanyakan Alami Trauma Kepala

Kamis, 03 Oktober 2019 | 13:02 WIB

Hari ke 10, Jumlah Pengungsi Tembus 8.000 Orang

Rabu, 02 Oktober 2019 | 17:13 WIB

Kapolda Paulus Waterpauw Imbau Warga Jangan Mudah Percaya Informasi Hoax

Rabu, 02 Oktober 2019 | 05:23 WIB

Gubernur Papua Berharap Warga Sulsel di Wamena Tidak Pulang Kampung

Selasa, 01 Oktober 2019 | 18:18 WIB
TERKINI

Pj Ketua TP-PKK Puncak Jaya Hadiri Malam Puncak Peringatan HKG PKK ke-52 di Kota Solo

10 Jam yang lalu

Aksi Penghijauan di Grasberg Awali Rangkaian Peringatan Hari Lingkungan Hidup 2024 di Kabupaten Mimika

19 Jam yang lalu

Faturachman Resmi Dikukuhkan sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

21 Jam yang lalu

Hak-Hak Masyarakat Hukum Adat di Wilayah Tanah Papua

23 Jam yang lalu

KKB Kembali Berulah, Tembak Mati Seorang Warga Sipil di Intan Jaya

1 Hari yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com