MENU TUTUP

BPS Papua: Kerusuhan Wamena Mengganggu NTP dan PDRB

Selasa, 01 Oktober 2019 | 17:37 WIB / Andi Riri
BPS Papua: Kerusuhan Wamena Mengganggu NTP dan PDRB Puing puing sisa kebakaran kantor Bupati Jayawijaya/Andi Riri

JAYAPURA - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua memprediksi kerusuhan yang terjadi di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya akan mengganggu indeks nilai tukar petani (NTP) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Oleh karena itu pemerintah diminta untuk melakukan upaya antisipasi dan rehabilitasi sehingga perekonomian di daerah Lembah Baliem tersebut bisa kembali normal  

“Kondisi perekonomian di Wamena Kabupaten Jayawijaya akan terganggu jika pemerintah daerah setempat tidak segera melakukan antisipasi atau upaya perbaikan secepatnya,” ujar Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Papua Bambang Wahyu Ponco Aji di Jayapura, Selasa (1/10)

 "Jadi pada bulan mendatang, NTPnya kemungkinan terganggu karena kondisinya tidak stabil," ucapnya.

Bambang mengaku, faktor distribusi barang menjadi salah satu indikator. Apalagi saat ini para pelaku usaha banyak yang telah meninggalkan kota Wamena pasca kerusuhan

“Mereka yang berjualan di Wamena adalah orang Padang, Jawa dan lainnya sehingga jika penjualnya semua mengungsi dan stok barang dagangannya tidak ada, jelas akan sangat menganggu,” akunya.

"Namun berapa lama waktunya, kami tidak tahu, sehingga pemerintah daerah setempat harus segera mengantisipasinya," akunya lagi

Menurut dia, saat ini yang ditunggu adalah aski pemerintah daerah untuk segera melakukan rekonstruksi dan rehabilitasi

"Jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut maka akan mengganggu perekonomian baik di wilayah tersebut maupun Papua pada umumnya," katanya lagi.

Dia menambahkan jika kondisi di Wamena dibiarkan berlarut-larut maka akan mengganggu NTP Papua dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kabupaten setempat.

Seperti diketahui, Senin (23/9) lalu terjadi kerusuhan di Wamena yang bermula dari aksi demo pelajar yang kemudian berujung ricuh. Para pendemo yang tak hanya pelajar, melakukan aksi anarkis dengan membakar dan merusak fasilitas umum, fasilitas pemerintahan, fasilitas perekonomian, rumah warga dan kendaraan. Akibat kerusuhan ini, sebanyak 33 warga meninggal dunia, dan 78 orang terluka dan 5 ribu orang mengungsi. Para pengungsi ada yang masih bertahan di Wamena, dan ada yang telah turun ke Jayapura dan kembali ke kampung halamannya.

Situasi di Wamena sendiri hingga Selasa pagi ini mulai berangsur kondusif. Sebanyak 1500 personil gabungan Polri dan TNI disiagakan terutama di daerah pinggiran kota yang terdampak cukup parah akibat kerusuhan dan jalan jalan masuk ke Kota Wamena.**

 

 


BACA JUGA

Februari 2023 : Ekspor Papua Capai 195,81 Juta Dolar AS, Turun 34,14 Persen

Rabu, 15 Maret 2023 | 19:49 WIB

Cakupan Regsosek Masih Sangat Rendah di Papua, Butuh Peran Media Informasikan ke Masyarakat

Jumat, 11 November 2022 | 20:45 WIB

Usaha Transportasi dan Pergudangan Alami Pertumbuhan Tertinggi Ekonomi Papua Triwulan III 2022

Selasa, 08 November 2022 | 10:13 WIB

Nilai Ekspor Papua September 2022 Catat Rekor Tertinggi di Tiga Tahun Terakhir

Senin, 17 Oktober 2022 | 20:09 WIB

BPS Papua: Periode November 2021 Jumlah Penumpang Angkutan Udara Meningkat

Kamis, 06 Januari 2022 | 07:11 WIB
TERKINI

Distribusi Logistik Terlambat, 6 TPS di Kabupaten Sarmi akan Pilkada Susulan

12 Jam yang lalu

Pj Gubernur Papua Tengah Ajak Dewan Pengurus Korpri Aktifkan Kembali Seluruh Program

12 Jam yang lalu

Pemprov Papua Tengah Gelar FGD Penyusunan Rencana Umum Energi Daerah

16 Jam yang lalu
Tembak Mati

TPNPB OPM Tolak Transmigasi dan Menolak Pilkada

17 Jam yang lalu

Santai Ngopi, Pererat Kerjasama Satgas Humas Ops Damai Cartenz dan Awak Media

18 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com