JAYAPURA - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua memprediksi kerusuhan yang terjadi di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya akan mengganggu indeks nilai tukar petani (NTP) dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Oleh karena itu pemerintah diminta untuk melakukan upaya antisipasi dan rehabilitasi sehingga perekonomian di daerah Lembah Baliem tersebut bisa kembali normal
“Kondisi perekonomian di Wamena Kabupaten Jayawijaya akan terganggu jika pemerintah daerah setempat tidak segera melakukan antisipasi atau upaya perbaikan secepatnya,” ujar Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Provinsi Papua Bambang Wahyu Ponco Aji di Jayapura, Selasa (1/10)
"Jadi pada bulan mendatang, NTPnya kemungkinan terganggu karena kondisinya tidak stabil," ucapnya.
Bambang mengaku, faktor distribusi barang menjadi salah satu indikator. Apalagi saat ini para pelaku usaha banyak yang telah meninggalkan kota Wamena pasca kerusuhan
“Mereka yang berjualan di Wamena adalah orang Padang, Jawa dan lainnya sehingga jika penjualnya semua mengungsi dan stok barang dagangannya tidak ada, jelas akan sangat menganggu,” akunya.
"Namun berapa lama waktunya, kami tidak tahu, sehingga pemerintah daerah setempat harus segera mengantisipasinya," akunya lagi
Menurut dia, saat ini yang ditunggu adalah aski pemerintah daerah untuk segera melakukan rekonstruksi dan rehabilitasi
"Jika kondisi ini dibiarkan berlarut-larut maka akan mengganggu perekonomian baik di wilayah tersebut maupun Papua pada umumnya," katanya lagi.
Dia menambahkan jika kondisi di Wamena dibiarkan berlarut-larut maka akan mengganggu NTP Papua dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kabupaten setempat.
Seperti diketahui, Senin (23/9) lalu terjadi kerusuhan di Wamena yang bermula dari aksi demo pelajar yang kemudian berujung ricuh. Para pendemo yang tak hanya pelajar, melakukan aksi anarkis dengan membakar dan merusak fasilitas umum, fasilitas pemerintahan, fasilitas perekonomian, rumah warga dan kendaraan. Akibat kerusuhan ini, sebanyak 33 warga meninggal dunia, dan 78 orang terluka dan 5 ribu orang mengungsi. Para pengungsi ada yang masih bertahan di Wamena, dan ada yang telah turun ke Jayapura dan kembali ke kampung halamannya.
Situasi di Wamena sendiri hingga Selasa pagi ini mulai berangsur kondusif. Sebanyak 1500 personil gabungan Polri dan TNI disiagakan terutama di daerah pinggiran kota yang terdampak cukup parah akibat kerusuhan dan jalan jalan masuk ke Kota Wamena.**