Wali Kota Serius Kawal Mahasiswa Moi Disisa Masa Kepemimpinan
SORONG-Pendidikan merupakan investasi masa depan yang menjamin pembangunan manusia, khususnya bagi Kota Sorong sebagai Kota Jasa. Menyadari hal itu, Wali Kota Sorong, Lambertus Jitmau diempat tahun sisa kepemimpinannya, fokus mengawal pendidikan sejumlah calon sarjana dan calon master khusus Putra putri asli suku Moi.
Dalam sambutannya usai memberikan bantuan beasiswa dan studi akhir bagi mahasiswa Moi di Kota Sorong, Papua Barat, Jumat (8/11), Wali Kota mengatakan bahwa jangan sampai mahasiswa gagal karena biaya pendidikan. Oleh karena itu peran pemerintah daerah menjadi salah satu peluang bagi mahasiswa untuk menyelesaikan perkuliahannya tepat waktu.
"Kita punya anggaran ada. Beasiswa ini sudah Saya berikan bukan saat ini saja, tapi sejak periode pertama Saya sudah berikan. Cuma vakum dua tahun dan itu dibayar sekalian tahun ini. Kita gunakan dana Otsus sekitar 2 Milyar untuk sekitar 250 mahasiswa asli Moi S1 dan beberapa mahasiswa S2 dan S3. Intinya SDM anak-anak Moi ini harus berkualitas agar mereka mampu membangun tanah mereka ini dengan baik," ujar Wali Kota.
Salah satu mahasiswa Kedokteran dari Universitas Sam Ratulangi - Manado, Sulawesi Utara, Isak Kalaibin mengucapkan rasa terima kasih dan bangga kepada Wali Kota Sorong yang konsisten membantu mahasiswa khususnya yang merantau jauh dari orang tua dan keluarga demi mengejar cita-cita.
Dirinya berharap, kesulitan selama menempuh pendidikan dapat perhatian dari pemerinta daerah.
Mahasiswa rantau lainnya, Mateus J. Mainolo, yang saat ini semester akhir di fakultas Teknik Sipil di salah satu Universitas di Jogjakarta, mengakui bahwa hidup dirantau jauh berbeda dengan kehidupan di tanah sendiri. Dirinya sebelum pindah ke asrama Papua, sebelumnya kos.
Terkadang karena kendala keuangan, kos sering menunggak demi melunasi biaya kuliah. Apalagi semester akhir, banyak tugas, modul dan bahan skripsi yang cukup menyita anggaran. Sehingga dengan bantuan beasiswa yang baru pertama kali ini dirinya mendapatkan, dapar bermanfaat bagi dirinya untuk menyelesaikan tugas akhirnya.
"Ada 3 teman Saya yang terpaksa pulang dan melanjutkan kuliah di Sorong. Selain karena biaya juga ada yang faktor lainnya,"terangnya. *