MENU TUTUP

Universitas Musamus Merauke Siap Kerjasama Lingkungan Dengan Freeport

Rabu, 04 Desember 2019 | 14:33 WIB / Roberth
Universitas Musamus Merauke Siap Kerjasama Lingkungan Dengan Freeport Rektor Unmus, Prof. Dr. Philipus Betaubun, MT /Ade

MERAUKE-Universitas  Negeri Musamus (UNMUS), Merauke, Provinsi Papua  siap bekerjasama dengan PT Freeport Indonesia (PTFI)  di  bidang penelitian lingkungan  dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia mengingat  tidak lama lagi wilayah Selatan Papua akan menjadi sebuah daerah otonom baru (DOB) Provinsi Papua Selatan yang  berbatasan langsung dengan Kabupaten Mimika – wilayah  operasi PTFI.

Hal itu disampaikan Rektor Unmus, Prof. Dr. Philipus Betaubun, MT di Merauke, Rabu terkait semakin penting dan strategisnya peran Unmus di wilayah paling timur dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Pada saat ini, masyarakat dan empat bupati di wilayah Selatan Papua sedang mempersiapkan diri  membentuk Provinsi Papua Selatan lepas dari provinsi induk Papua. Ketika terbentuk Provinsi Papua Selatan maka  daerah  otonom baru ini akan semakin penting dan  strategis bagi PTFI yang selama 20 tahun ke depan akan selalu  berurusan dengan persoalan pelik di bidang  lingkungan terutama   meluapnya sisa pasir tambang atau Tailing di wilayah Kabupaten Mimika,” katanya.

Patut dicamkan bahwa wilayah pesisir Kabupaten Mimika sendiri sudah tidak mampu menampung tailing hasil olahan mineral  tambang PTFI. Daerah yang paling memungkinkan untuk menampung dan memanfaatkan tailing adalah Papua Selatan asalkan pihak Kementerian  Lingkungan Hidup ikhlas – tanpa kepentingan politik apapun -  menyatakan bahwa tailing  tidak mengandung bahan beracun dan berbahaya bagi manusia, fauna dan flora serta   pembangunan berkelanjutan.

Adapun empat kabupaten yang akan membentuk Provinsi Papua Selatan  adalah Kabupaten Merauke, Asmat, Boven Digul dan Mapi. Pembentukan provinsi baru ini kini sedang berproses di tingkat lokal, regional dan nasional.

Untuk mengantisipasi permasalahan  lingkungan tersebut, lanjut Philipus,  Unmus dan Universitas Cenderawasih (Uncen) di Jayapura dapat diajak kerjasama oleh PTFI untuk bersam-sama memikirkan solusi meluapnya tailing di pesisir pantai selatan khususnya pesisir pantai Mimika.

Kerjasama mengatasi persoalan meluapnya tailing di wilayah pesisir Selatan Papua itu tidak hanya sebatas menggelar diskusi melalui kelompok-kelompok diskusi yang terfokus (FGD), seminar atau sejenisnya, tetapi juga pengembangan sumber daya manusia di wilayah Selatan Papua khususnya peningkatan kapasitas perguruan tinggi Unmus, Merauke agar mampu mengelola dan memanfaatkan tailing untuk pembangunan provinsi baru ini.

Dia mengakui bahwa pihak Unmus sudah berulang kali mengulurkan tangan meminta kerjasama dengan PTFI, namun uluran tangan itu belum disambut oleh manajemen perusahaan tersebut, mungkin karena letak Unmus terlalu jauh dari daerah operasi PTFI  sehingga belum perlu diperhitungkan  dan  belum perlu mendapatkan perhatian serius  dari Freeport.

Namun, kata Philipus, seiring  dengan proses   lahirnya daerah otonom baru di wilayah Selatan Papua dan dihadapkannya Freeport dengan permasalahan pelik di bidang luapan tailing selama masa perpanjangan ijin usaha pertambangan sekitar 20 tahun ke depan maka provinsi baru ini bersama Unmus  akan  semakin diperhitungkan oleh perusahaan tambang mineral ini.

Dua wilayah kabupaten  di pantai Selatan Papua  yang dapat langsung memanfaatkan tailing sebagai bahan baku pembangunan infrastruktur jembatan, jalan raya, dan sebagainya adalah Kabupaten Asmat dan Merauke. Malahan, patut dicatat baik-baik bahwa pada beberapa tahun lalu, di lingkungan kampus  Unmus sendiri, telah dibangun jalan dengan menggunakan bahan baku tailing yang didatangkan dari areal operasi PTFI di Kabupaten Mimika.

Philipus pun mengatakan, jika PTFI berkeinginan bekerjasama dengan Unmus maka hal itu bukanlah merupakan sebuah kemustahilan lantaran  satu-satunya perguruan tinggi  negeri di Selatan  Papua ini sama dengan Universitas Cenderawasih di Jayapura yaitu mendidik banyak putra-putri masyarakat asli Papua. Di Unmus sendiri, banyak sekali mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Mimika, Asmat, dan kabupaten-kabupaten lainnya di wilayah Pegunungan Tengah Papua. Hingga kini, Unmus memiliki enam fakultas yaitu Fakultas Pertanian, Teknik, Hukum, Pendidikan, Ekonomi Bisnis, dan FISIP.

Fakultas Pertanian memiliki jurusan perikanan, peternakan, agronomi dan agrobisnis. Sedangkan Fakultas Teknik memiliki jurusan arsitektur, teknik sipil, mesin dan informastika.

“Unmus telah mendapatkan bantuan  dari  banyak perusahaan  yang tidak beroperasi di Papua namun rela membantu demi peningkatan mutu pendidikan putra-putri  Papua di Unmus. Bantuan buku-buku telah mencapai milyaran rupiah. Hal ini  tentu merupakan tantangan tersendiri  bagi Freeport yang akan beroperasi  20 tahun lagi di Tanah Papua yang daerah tumpahan tailingnya  bertetangga langsung dengan calon provinsi baru Papua Selatan,” katanya.*

 

 

 

 


BACA JUGA

Perempuan Tangguh di Garda Terdepan Pertambangan PTFI

Selasa, 23 April 2024 | 10:36 WIB

Tim Pelatnas Atletik Mimika Raih Empat Medali di Ajang 84th Singapore Open

Senin, 22 April 2024 | 06:28 WIB

Freeport Indonesia Bina Pengusaha Muda Papua melalui Papuan Bridge Program

Kamis, 18 April 2024 | 18:48 WIB

Freeport Setor Rp3,35 Triliun Bagian Daerah atas Keuntungan Bersih 2023

Kamis, 18 April 2024 | 04:58 WIB

Memperlancar Akses Transportasi Warga, Freeport Indonesia Bangun Jembatan Penghubung Antara Kampung

Sabtu, 13 April 2024 | 14:47 WIB
TERKINI

Pemprov Papua Dukung Audit Rinci LKPD 2023, Kepala OPD Diminta Siapkan Data

1 Jam yang lalu

Respon Cepat Pemprov Papua Tengah dan PJN Nabire Atasi Longsor di Jalan Trans Paniai

2 Jam yang lalu

Ketua TP-PKK Puncak Jaya Resmi Dilantik Sebagai Ketua Pembina Posyandu

2 Jam yang lalu

Perempuan Tangguh di Garda Terdepan Pertambangan PTFI

5 Jam yang lalu

Seorang Warga Meninggal Dunia saat Bantu Evakuasi Kapal Karam di Perairan Sarmi

8 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com