MENU TUTUP

PTFI Merestorasi Lahan Eks Tambang Terbuka Grasberg Terima Dukungan dari Berbagai Pakar Lingkungan

Selasa, 08 September 2020 | 12:06 WIB / Andy
PTFI Merestorasi Lahan Eks Tambang Terbuka Grasberg Terima Dukungan dari Berbagai Pakar Lingkungan Kegiatan Revegetasi di lahan bekas tambang terbuka Grasberg yang berada di zona Alpin pada ketinggian 4.200 m di atas permukaan laut /Istimewa

TIMIKA,wartaplus.com - PT Freeport Indonesia (PTFI) terus merestorasi kawasan bekas tambang terbuka Grasberg agar dapat dimanfaatkan kembali sebagai area konservasi yang memadai bagi flora dan habitat yang aman bagi berbagai jenis satwa liar.

 Upaya restorasi yang telah berlangsung sejak awal masa operasional Grasberg dan masih akan terus dilakukan hingga masa operasional seluruh tambang PTFI berakhir ini mendapatkan dukungan dari akademisi dan pakar lingkungan, seperti Fakultas Pertanian Universitas Papua (FAPERTA UNIPA) dan Pusat Studi Reklamasi Tambang Institut Pertanian Bogor (IPB), melalui pelaksanaan sejumlah penelitian. 

Lokasi Grasberg yang berada di ketinggian sekitar 4.000 meter di atas permukaan laut membuat area ini memiliki ekosistem alami yang belum tentu dapat dijumpai di daerah lain, seperti didominasi oleh padang rumput dan dilengkapi tumbuhan semak serta herba eksotis. 

Dengan ketinggian dan karakteristik tersebut, tantangan untuk merestorasi kondisi ekologi lingkungan semakin meningkat. Beberapa di antaranya adalah suhunya yang bisa mencapai 7° Celcius, curah hujannya yang begitu tinggi, intensitas cahayanya yang sangat rendah, dan kawasannya yang dihampari bebatuan tanpa tanah, yang membuat kemampuan tumbuh berbagai jenis vegetasi menjadi sangat lambat. 

Oleh karena itu, salah satu upaya restorasi yang tengah dilakukan adalah melakukan upaya konservasi plasma nutfah, yakni menggunakan sepenuhnya spesies tumbuhan lokal di sekitar Grasberg menjadi tumbuhan yang ditanam di area reklamasi.

 “Konservasi plasma nutfah telah membantu kami melakukan upaya restorasi kawasan bekas tambang Grasberg di dataran tinggi dengan lebih optimal, mengingat membudidayakan tanaman dari dataran rendah sangat sulit dilakukan di Grasberg. Kami berharap, tambang terbuka Grasberg yang telah kami tutup dapat kembali pulih dan menjadi ekosistem yang sehat bagi flora dan fauna,” ujar General Superintendent of Highland Reclamation and Monitoring PT Freeport Indonesia Pratita Puradyatmika dalam rilisnya yang diterima wartaplus.com, Selasa (8/9) siang.
  
Selain menggunakan plasma nutfah, upaya lain yang juga bisa dilakukan untuk menyokong program restorasi Grasberg adalah memulihkan area Grasberg dengan menggunakan metode biologi, atau bioremediasi. Wakil Dekan 1 FMIPA UNIPA Maria Massora yang pernah terlibat dalam penelitian restorasi Grasberg mengatakan, 

“Bakteri yang diisolasi dari batuan bijih di tambang Grasberg berpotensi untuk dimanfaatkan dalam program restorasi melalui program bioremediasi untuk membantu mempercepat pemulihan lingkungan di sekitar area Grasberg. Kemampuan bakteri untuk mengembangkan mekanisme resistensi terhadap logam membuat bakteri tersebut dapat hidup pada media yang memiliki kadar logam tinggi seperti di area Grasberg, menunjang ketersediaan hara bagi tumbuhan, serta membantu mempercepat pemulihan lingkungan di area Grasberg.” 

Kerja sama penelitian yang dilakukan PTFI dan kalangan akademisi ini pun mendapat dukungan dari pakar lingkungan lainnya. Peneliti Pusat Studi Reklamasi Tambang Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Iskandar mengatakan, upaya restorasi kawasan Grasberg, dengan berbagai keunikan alam dan tantangan yang dimilikinya, membutuhkan kolaborasi yang kuat dan berkelanjutan antar berbagai sektor. Kerja sama yang PTFI lakukan dengan dunia akademisi sangat membantu mempercepat upaya optimalisasi pemulihan kondisi ekologi tambang terbuka Grasberg. 

Aktivitas restorasi tidak hanya dilakukan PTFI di area bekas pertambangan Grasberg, namun juga di wilayah operasi lainnya di dataran rendah. Khusus di Grasberg, restorasi sudah dilakukan sejak tahun 1999 dengan melibatkan berbagai pihak, baik kalangan akademisi maupun Pemerintah Kabupaten Mimika dan pemerintah pusat. 

“Pemulihan lingkungan di seluruh area kerja PTFI merupakan salah satu bentuk komitmen kami untuk mewujudkan produksi yang aman dan berkelanjutan, tidak hanya bagi masyarakat, namun juga bagi lingkungan tempat kami beroperasi,” tutup Manajer Lingkungan Hidup PTFI Gesang Setyadi. *


BACA JUGA

Perempuan Tangguh di Garda Terdepan Pertambangan PTFI

Selasa, 23 April 2024 | 10:36 WIB

Tim Pelatnas Atletik Mimika Raih Empat Medali di Ajang 84th Singapore Open

Senin, 22 April 2024 | 06:28 WIB

Freeport Indonesia Bina Pengusaha Muda Papua melalui Papuan Bridge Program

Kamis, 18 April 2024 | 18:48 WIB

Freeport Setor Rp3,35 Triliun Bagian Daerah atas Keuntungan Bersih 2023

Kamis, 18 April 2024 | 04:58 WIB

Memperlancar Akses Transportasi Warga, Freeport Indonesia Bangun Jembatan Penghubung Antara Kampung

Sabtu, 13 April 2024 | 14:47 WIB
TERKINI

Momen Hari Kartini, TP-PKK Puncak Jaya Perkenalkan Kerajinan Tangan Khas Daerah

2 Jam yang lalu

Mendagri Perpanjang Masa Jabatan Penjabat Sekda Papua, Derek Hegemur

5 Jam yang lalu

Peralihan Uang Kartal ke Uang Digital, Penyebab Turunnya Realisasi SERAMBI 2024 di Papua

9 Jam yang lalu

Pemprov Papua Dukung Audit Rinci LKPD 2023, Kepala OPD Diminta Siapkan Data

1 Hari yang lalu

Respon Cepat Pemprov Papua Tengah dan PJN Nabire Atasi Longsor di Jalan Trans Paniai

1 Hari yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com