JAYAPURA ,wartaplus.com - Aliansi Demokrasi untuk Papua (ALDP) melakukan investigasi lokasi dan harga jual senjata dalam jangka waktu 10 tahun terakhir di Papua. Hal tersebut diungkapkan Direktur Aliansi Demokrasi untuk Papua (ALDP), Anum Siregar ketika diwawancarai, di Jayapura beberapa waktu lalu.
Kata Anum, para pelaku rata-rata menjual peluru seharga Rp 150 ribu sampai dengan Rp 250 ribu per butirnya. Sementara senjata genggam (pistol) dijual dengan harga Rp 50 sampai Rp 100 juta.
Untuk senjata api laras panjang jenis M16 dan M4 lanjut bandrol harga Rp 90 juta hingga Rp 330 juta.
Selain mengungkap harga jual beli senjata, Anum juga membeberkan daerah yang menjadi lokasi transaksi senjata api.
"Ada 11 lokasi yang sering terjadi tempat transaksi jual beli senjata dan senjata api. 11 daerah itu yakni Jayapura, Timika, Nabire, Wamena, Sorong, Manokwari, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Merauke, Biak dan Serui,"ujarnya, Jumat (14/7/2022)
Ia menambahkan, selama 10 tahun belakangan ini sudah 51 orang yang ditangkap terkait kasus jual beli senjata dan senjata api di Papua.
"Ada 29 kasus selama 10 tahun dengan rincian, 31 warga sipil, 14 oknum TNI dan 6 oknum Polisi," bebernya.
ALDP pun mencatat, hasil pembunuhan dan senjata api yang dijual oknum pelaku KKB.
"Sepanjang 10 tahun kami mencatat ada 9.605 amunisi dan 52 pucuk senjata yang akan dijual ke KKB di Papua, namun semuanya berhasil digagalkan, bayangkan jika itu berhasil di jual," ujarnya.
Sebelumnya Polda Papua berhasil menangkap satu oknum ASN karena memiliki 615 senjata dan senjata api rakitan jenis FN di Wamena, Kabupaten Jayawijaya.
Sementara itu Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri beberapa waktu lalu menyebutkan kelompok kriminal angkatan bersenjata pimpinan Egianus Kogoya di Kabupaten Nduga mengalami krisis senjata dan amunisi.
"Kelompok Egianus Kogoya, tiga bulan terakhir sangat kekurangan senjata, sehingga dua bulan lalu Egianus mengirim 10 tim untuk menemukan senjata dan amunisi," beber Faizal.
Ia pun menjelaskan dari 10 tim yang diturunkan, satu di antara pelaku yang menetapkan Bripda Diego Rumaropen beberapa waktu lalu. "Sudah pasti pelaku yang membunuh Bripda Diego adalah anak buah Egianus," jelasnya.