Warga Jayawijaya Sambut Hangat Kehadiran Operasi Damai Cartenz

WAMENA,wartaplus.com - Patroli humanis yang digelar Satgas Operasi Damai Cartenz 2025 di Distrik Walesi, Kabupaten Jayawijaya, pada Senin (30/6/2025), menjadi cermin dari perubahan pendekatan keamanan yang lebih menyentuh sisi kemanusiaan dan sosial masyarakat Papua.
Kegiatan ini tidak lagi hanya dimaknai sebagai rutinitas pengamanan wilayah. Lebih dari itu, keberadaan aparat keamanan kini hadir dengan wajah bersahabat, membaur bersama warga, mengajak anak-anak bernyanyi dan bermain, hingga memberikan layanan kesehatan secara langsung. Pemandangan tersebut menjadi isyarat bahwa pendekatan represif mulai tergeser oleh cara-cara yang lebih lembut dan menyentuh hati.
Masyarakat merespons dengan positif. Anak-anak yang dulu canggung kini mendekat tanpa rasa takut. Warga dewasa yang sebelumnya menjaga jarak kini membuka ruang dialog dan interaksi. Kepercayaan yang selama ini terasa rapuh mulai bertumbuh kembali, dibangun melalui sentuhan sederhana: senyum, perhatian, dan kehadiran yang tulus.
Transformasi pendekatan ini secara tidak langsung turut memperkuat rasa aman dan kondusivitas wilayah. Ketika aparat hadir tidak sekadar menjalankan fungsi penegakan hukum, melainkan juga menjadi bagian dari kehidupan sosial masyarakat, maka ketegangan berangsur luruh. Warga merasa dilibatkan, dihargai, dan dilindungi tanpa tekanan.
Layanan kesehatan gratis yang menjadi bagian dari kegiatan ini pun mempertegas bahwa negara hadir bukan hanya dalam bentuk kebijakan dan aturan, tetapi juga lewat aksi nyata di lapangan. Pemeriksaan kesehatan untuk anak-anak dan warga yang membutuhkan menunjukkan bahwa pelayanan publik dapat menyentuh hingga pelosok, bahkan di wilayah yang kerap kali luput dari jangkauan pembangunan.
Melalui kegiatan semacam ini, Operasi Damai Cartenz membuktikan bahwa keamanan yang berkelanjutan tidak cukup hanya dibangun melalui patroli bersenjata, tetapi harus didukung oleh pendekatan yang membina hubungan emosional dan kepercayaan. Di tengah tantangan sosial dan geografis Papua, strategi ini menjadi langkah yang patut dipertahankan dan dikembangkan.
Kehadiran aparat yang humanis di tengah masyarakat Papua bukan sekadar strategi operasional, melainkan bagian dari upaya membangun perdamaian yang berakar pada kedekatan dan saling pengertian. Dan dari tanah Jayawijaya yang sejuk, optimisme itu mulai bertumbuh.