Pemprov dan BI Papua Rangsang Pertumbuhan Ekonomi Lewat Festival Kopi
JAYAPURA,- Pemerintah Provinsi Papua dan Perwakilan Bank Indonesia (BI) Papua akhirnya resmi menggelar festival Kopi Papua untuk pertama kalinya, Jumat (3/8). Lewat festival tersebut, diharapkan mampu memperkenalkan hasil produksi kopi di Wilayah Papua kepada para penikmat kopi hingga ke mancanegara.
Diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, Joko Supratikto, festival kopi pertama kalinya di Papua yang mengusung tagline "Kopi Papua Kitong Punya Andalan" ini selain menjadi pengembangan kopi secara umum di Papua. Juga sekaligus memicu pertumbuhan ekonomi masyarakat di Papua.
"Selama ini kan pertumbuhan ekonomi Papua masih bergantung dari tambang di Freeport. Pertumbuhan ekonomi Papua juga sangat tinggi, tetapi bergantung dengan tambang. Hari ini cukup banyak yang hadir dan inilah festival kopi pertama kalinya diadakan di Papua. Kita semua ini mengharapakan kopi Papua ini menjadi andalan bagi pertumbuhan ekonomi Papua dan ekonomi masyarakat Papua pada khususnya," ujar Joko.
Dikatakannya, lebih dari 70 persen masyarakat Papua hidup di sektor pertanian. Oleh karena itu, pihaknya menyarankan ke Pemprov Papua untuk mengambangkan petani dan komoditi kopi di Papua.
"Di samping itu di daerah perkotaan Jayapura tidak ada kebun kopi tapi banyak kedai kopi. Oleh karena itu, mudah-mudahan dengan munculnya kedai kopi ini dapat menambah penghasilan dan tambahan wirausaha di bidang kedai kopi dan bisa menambah pendapatan asli daerah. Kita juga mengharapakan pihak perbankan juga bisa menjadi pembantu dari segi pembiayaan petani dan kedai kopi," jelasnya.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Provinsi Papua, Soedarmo mengungkapkan apresiasinya kepada BI Provinsi Papua dan sejumlah perbankan atas terwujudnya festival kopi tersebut yang sudah sejak dulu diharapkannya.
"Saya memang menginginkan adanya perubahan terkait dengan pertumbuhan ekonomi yang bukan hanya dihasilkan oleh pertambangan tetapi dari komoditi lain yang dalam hal ini dari pertanian, kehutanan, perikanan dan perkebunan, khususnya kopi dan sagu," ujar Soedarmo.
Dirinya juga menuturkan, ide untuk menggelar festival kopi tersebut terinspirasi saat ia masih menjabat sebagai Pjs Gubernur Aceh yang merupakan penghasil kopi terkenal yakni kopi gayo.
"Oleh karena itu, saya juga berkeinginan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Papua. Kopi juga bisa diandalkan dalam bagaimana kita bisa mempotensialkan dua komoditi unggulan di Papua. Kopi Papua tidak kalah dengan kopi lainnya termasuk luar negeri. Bahkan lebih enak ketimbang kopi dari Kolombia," tuturnya.
Festival Kopi Papua sendiri, akan digelar selama dua hari, tanggal 3-4 Agustus. Selama dua hari perhelatannya, diikuti oleh 11 petani kopi yang berasal dari daerah yang terkenal dengan kopinya, seperti Wamena, Nabire, Serui, Oksibil, Timika, Lany jaya, Yahukimo, Pegunungan Bintang dan lainnya.
Sementara dari golongan non petani, sebanyak 14 kedai kopi juga turut berpartisipasi dalam festival tersebut. *