MENU TUTUP

Sebanyak 16 Perempuan Asal Indonesia Menjadi Korban Perdagangan Manusia

Rabu, 19 September 2018 | 21:27 WIB / WP
Sebanyak 16 Perempuan Asal Indonesia Menjadi Korban Perdagangan Manusia Net

WARTAPLUS - Sebanyak 16 perempuan asal Indonesia menjadi korban perdagangan manusia (human trafficking). Mereka dikirim ke China dan diperjual-belikan ke warga setempat dengan harga Rp 400 juta. Kasus ini diketahui setelah keluarga korban mengadu ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Ketua Jaringan Advokasi Rakyat Partai Solidaritas Indonesia (Jangkar Solidaritas) Muannas Alaidid mengungkapkan, kasus ini berawal pada Mei 2018 lalu, saat 16 perempuan Indonesia dari Purwakarta, Subang, Bandung, Tangerang, dan Tegal diberangkatkan ke China.

Mereka diiming-imingi pekerjaan dengan gaji yang besar sebagai penjual kosmetik di sana. Ternyata, para korban malah dinikahkan dengan para pria setempat, dengan surat izin orangtua yang dipalsukan.

“Berdasarkan pengakuan korban, mereka diperjual-belikan oleh calo atau agen perusahaan dengan nilai Rp 400 juta per orang,” kata Muannas (19/9/2018).

Muannas mengatakan, transaksi Rp 400 juta itu baru diketahui para korban setelah mereka meminta dipulangkan ke Indonesia. Mereka tidak diperbolehkan untuk pulang ke Indonesia karena suaminya merasa sudah membeli dengan harga ratusan juta.

“Ketika dia ingin pulang direspons, 'kamu tuh sudah saya beli. Saya kasih agen kamu Rp 400 juta'. Jadi ini seperti kawin kontrak, tapi terselubung. Korbannya tidak mengetahui,” kata Muannas.

Muannas mengatakan, Polda Jabar sebenarnya sudah mengusut kasus ini berdasarkan laporan dari keluarga korban. Kepolisian juga sudah menangkap tiga orang pelaku yang mengirimkan mereka. Dua pelaku merupakan warga negara Indonesia, sementara satu pelaku lainnya adalah warga China.

“Kita mengapresiasi kepolisian yang sudah menangkap pelaku. Tapi korban juga harus segera dipulangkan. PSI akan segera menyurati Kapolri. Kita berharap Polri bisa bekerjasama dengan Interpol,” kata Muannas.

Muannas menambahkan, PSI juga akan menyurati kementerian terkait seperti Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak. Ia berharap pemerintah bisa segera memulangkan para korban karena mereka juga mendapat siksaan dari para suaminya. Hal ini diketahui langsung oleh PSI dari para korban. Para korban secara sembunyi-sembunyi melaporkan kondisi mereka melalui video call.

“Para korban juga tidak pernah dinafkahi. Lebih parah lagi, di antara mereka ada yang dipaksa minum obat penyuburan 3 kali sehari agar cepat hamil dengan target memproduksi banyak anak. Kekerasan seksual secara terus-menerus dialami para korban. Ini sungguh biadab,” kata dia.


BACA JUGA

Sebanyak 35 Anak Dibawah Umur Jadi Korban Kekerasan di Kabupaten Jayapura

Senin, 24 Januari 2022 | 06:17 WIB

Gelar Dialog Interaktif, Polda Papua Jelaskan Bahaya Pandemi Corona

Jumat, 08 Mei 2020 | 12:47 WIB

Rindukan Kemenangan, Ini yang Dilakukan Persipura untuk Atasi PSIS

Selasa, 03 Desember 2019 | 11:28 WIB

Filep Wamafma Paparkan Persoalan Papua di Parlemen China dan Tiongkok

Senin, 02 Desember 2019 | 05:43 WIB

Dompet Duafa Berikan Pendampingan Psikologis Anak anak Korban Banjir Bandang di Sentani

Kamis, 21 Maret 2019 | 11:27 WIB
TERKINI

Kapolresta Jayapura Kota Serahterimakan Jabatan Kabag SDM dan 3 Kapolsek

5 Jam yang lalu

Rekrutmen 2.000 Casis Anggota Polri di Papua, Kepala Kampung: Terimakasih Bapak Kapolri dan Kapolda

6 Jam yang lalu

Pertemuan Pemda Puncak Jaya dan BPJS Kesehatan Pastikan Layanan JKN dan KIS Berjalan Optimal

7 Jam yang lalu

Paulus Waterpauw Jadi Gubernur Papua, Ondoafi Sentani: Kami Bersepakat Mendukungnya

1 Hari yang lalu

Freeport Indonesia Berbagi Praktik Menjaga Keanekaragaman Hayati di Papua

1 Hari yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com