Gubernur Papua dan Danrem 172/PWY Bantah Kabar Penculikan Bupati Nduga
JAYAPURA - Merebaknya isu penculikan Bupati Kabupaten Nduga, Yarius Gwijangge oleh oknum anggota Kopassus dibantah keras oleh Gubernur Papua, Lukas Enembe dan juga Danrem 172/PWY, Kolonel Inf Binsar Sianipar.
Kepada awak pers di Jayapura, Jumat (5/4), Gubernur menegaskan tidak ada penculikan dan meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpancing akan isu yang beredar luas melalui pesan WhatsApp (WA) tersebut.
"Kenapa bupati harus diculik, dia merupakan bagian dari pemerintah," ujar Gubernur
Hal senada juga ditegaskan Komandan Korem (Danrem) 172/Praja Wira Yakti (PWY) Kolonel Inf Binsar Sianipar. Menurutnya isu tersebut adalah berita bohong atau Hoax
"Sudah diklarifikasi oleh pihak Kodam XVII/Cenderawasih, bahwa berita dan isu penculikan Bupati Nduga tersebut adalah tidak benar," tegasnya.
Danrem membeberkan fakta kejadian sebenarnya bahwa pada Selasa (2/4) Bupati Yairus Gwijangge bersilahturahmi ke jajaran Kodam XVII/Cenderawasih dan bertemu Kapendam, Kolonel Inf Muhammad Aidi untuk membicarakan berbagai hal termasuk kondisi terakhir di Kabupaten Nduga.
"Kemudian kami mengklarifikasi pernyataan Bupati Nduga yang meminta penarikan pasukan di wilayahnya, dan menjelaskan alasannya dimana (sehingga pasukan harus ditarik). Dia (bupati) lalu menjelaskannya," ungkap Danrem
Esok harinya, Rabu (3/4), lanjut Danrem, pihaknya juga masih sempat bertemu sehingga tidak benar jika ada isu penculikan Bupati Nduga.
"Kami akan membuat laporan polisi mengenai penyebaran isu penculikan Bupati Nduga yang dilakukan oleh TNI, karena jika dibiarkan dapat merugikan nama baik orang maupun institusi," tegasnya.
Untuk diketahui, isu penculikan Bupati yang daerahnya masih terjadi teror penembakan oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) pimpinan Egianus Kogoya beredar luas via pesan whatsapp (WA). Isi pesan tersebut menyebutkan, Bupati diculik oleh oknum anggota Kopasus yang sebelumnya pernah diangkat sebagai Kepala Kesbangpol di kabupaten Nduga. Penculikan terjadi pada 2 april 2019 lalu. Dimana sehari sebelumnya, Bupati bertemu Presiden Jokowi di Jayapura dan menyampaikan bahwa diwilayahnya sedang dilakukan operasi militer, sehingga meminta Presiden segera menarik pasukan TNI Polri dari wilayahnya. Sebab dengan diberlakukannya operasi militer, membuat warga Nduga mengungsi karena takut.