Periode September, Kota Jayapura Alami Deflasi
JAYAPURA - Berdasarkan pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua pada periode September 2019 menunjukkan bahwa Kota Jayapura mengalami deflasi sebesar 0,14 persen.
Faktor pemicu terjadinya deflasi di Kota Jayapura antara lain penurunan harga dengan besaran andil masing-masing yakni ikan ekor kuning sebesar -0,692 persen, ikan cakalang -0,228 persen, cabai rawit -0,127 persen, tarif angkutan udara -0,088 persen, bawang merah -0,051 persen, ikan deho -0,039 persen, ikan kawalina -0,020 persen, bawang putih 0,017 persen, kubis -0,017 persen, daging sapi -0,016 persen dan beberapa komoditas lainnya.
"Secara umum deflasi tersebut didominasi oleh pengaruh penurunan harga pada kelompok bahan makanan yang memberikan andil -1,23 persen terhadap total deflasi di Kota Jayapura," ujar Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Papua, Bambang Wahyu Ponco Aji, Selasa (1/10).
Lebih lanjut, di Kota Jayapura perkembangan inflasi tahun berjalan September 2019 mencapai -0,56 persen. Pencapaian ini lebih rendah dan terkendali dibandingkan September 2018 yang sebesar 3,45 persen. Selain itu, inflasi year on year (yoy) September 2019 sebesar 2,56 persen dan relatif lebih rendah dibandingkan yoy September 2018 yang sebesar 5,63 persen.
Sementara itu, di Merauke juga mengalami deflasi sebesar 0,99 persen. Kondisi tersebut sama dengan kondisi bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,18 persen.
Faktor pemicu terjadinya deflasi Merauke diantaranya penurunan harga pada kacang panjang -0,316 persen, bawang merah -0,218 persen, bawang putih 0,119 persen, cabai rawit -0,105 persen, telur ayam ras -0,008 persen, kangkung -0,085 persen, kubis -0,052 persen, ikan paha -0,032 persen, daging ayam kampung -0,028 persen, buncis -0,028 persen dan beberpaa komoditas lainnya.
"Secara umum, deflasi tersebut didominasi oleh pengaruh penurunan harga pada kelompok bahan makanan dengan andil mencapai -1,01 persen terhadap total deflasi di Merauke," jelasnya.
Dirinya menambahkan, BPS Provinsi Papua menilai bahwa berdasarkan pantauan inflasi month to month selama tiga bulan terakhir memberikan sinyal bahwa capaian inflasi di Kota Jayapura maupun Merauke relatif terkendali.
"Secara umum, mengingat besaran andil penyumbang deflasi di kedua Kota tersebut didominasi oleh kelompok bahan makanan, maka pemerintah perlu mengantisipasi potensi gejolak harga masa mendatang yang disebabkan oleh ketersediaan stok di pasar," pungkasnya.**