MENU TUTUP

Pemerintah Pusat Dinilai 'Tidak Percaya' Papua Adalah Bagian Dari NKRI

Sabtu, 30 November 2019 | 18:17 WIB / Andy
Pemerintah Pusat Dinilai 'Tidak Percaya' Papua Adalah Bagian Dari NKRI Caption foto : Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua, Theo Hesegem/ Istimewa

JAYAPURA-Direktur Eksekutif Yayasan Keadilan dan Keutuhan Manusia Papua, Theo Hesegem, menilai bahwa pemerintah pusat bersama TNI-Polri tidak percaya diri bahwa Papua adalah bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Menurutnya, sekalipun orang Papua terus meneriakan merdeka, namun jika tidak ada persetujuan dari pemerintah pusat, maka tidak mungkin papua lepas dari NKRI begitu saja.

“ Papua merdeka atau tidak ada ditangan pemerintah, karena kemerdekaan papua menjadi sebuah negara harus melalui persetujuan pemerintah Indonesia. Jika tidak ada persetujuan, maka sampai kapan pun papua tidak akan pernah merdeka,” kata Theo Hasegem dalam realise yang diterima redaksi Wartaplus.com, Sabtu (30/11) petang.

Bahkan Theo mengaku heran karena pemerintah terus mengirim pasukan TNI-Polri ke Papua, seolah-olah papua akan lepas dari NKRI.

“ Banyak pejabat selalu mengatakan bahwa papua adalah bagian dari NKRI. Tapi pemerintah terus mengirim pasukan TNI-Polri ke papua, ada apa? Apakah papua dalam keadaan genting dan akan merdeka? Sehingga paskan terus dikirim ke Papua,” sesalnya.

“ Yang saya ketahui bahwa untuk memerdekakan pemberontak itu ada di tangan negara yang berdaulat, bukan pemberontak. Jadi sebaiknya jangan ketakutan yang berlebihan,” sambungnya.Theo khawatir, dengan kehadiran TNI-Polri yang semakin banyak di Papua akan memicu reaksi dunia Internasional tentang situasi di Papua.

“ Bagi kita situasi ini biasa-biasa tetapi menurut Internasional sangat luar biasa. Karena kehadiran TNI-Polri sangat berlebihan di  Papua. Seolah orang Papua mau refrendum, sehingga semua sudut ada personil TNI-Polri yang ditempatkan,” ujarnya.

Ia menambahkan, kehadiran personil TNI-Polri dalam jumlah banyak juga sangat berdampak pada pelanggaran HAM, serta membuat masyarakat papua merasa takut dan panik serta mengalami trauma.

“ Pemerintah harusnya sadar bahwa pengiriman pasukan akan berdampak pelanggaran HAM, semua pihak perlu mengetahui bahwa pelanggaran Ham di Papua banyak dilakukan oleh aparat. Jangan sampai pelanggaran HAM yang terus terjadi mengundang reaksi dunia internasional untuk mendukung papua dan mendesak pemerintah Indonesia untuk menuntaskan pelanggaran HAM di Papua,” terangnya. *
 


BACA JUGA

Presiden Prabowo Lantik Gubernur dan Wakil Gubernur Papua

Rabu, 08 Oktober 2025 | 21:24 WIB

7 Pekerja Freeport Yang Terjebak Longsor Belum Ditemukan

Jumat, 12 September 2025 | 18:54 WIB

Menghapus Sekat Lewat Tradisi: Satgas Damai Cartenz Menyatu dalam Kearifan Lokal Papua

Sabtu, 21 Juni 2025 | 18:23 WIB

Ada Konspirasi dan Pembiaran Kejahatan dari KPU Mamberamo Raya juga KPU Provinsi

Minggu, 15 Desember 2024 | 12:26 WIB

GPDI Nyatakan Dukungan untuk Paslon Nomor Urut 2, Mari-Yo di Pilkada Papua

Senin, 30 September 2024 | 12:53 WIB
TERKINI

Aksi Demo Mahasiswa Peduli Tanah Adat Papua Berakhir Ricuh, Tiga Orang Terluka, 1 Unit Mobil Dibakar

17 Jam yang lalu

MRP Kecam Aksi Demo Aliansi Mahasiswa Peduli Tanah Adat Papua yang Berujung Ricuh

18 Jam yang lalu

Tokoh Pemuda Tabi Ajak Mahasiswa Papua Bertindak Bijak dan Kritis dalam Menyikapi Kebijakan Pemerintah

21 Jam yang lalu

Serangan di Gereja GIDI Siloam, Seseorang Tewas Usai Ditikam Pelaku Diduga KKB

21 Jam yang lalu

Tiga Anggota KKB Penyerang Nakes dan Guru di Yahukimo Diserahkan ke Kejaksaan Negeri Jayawijaya

21 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com