MENU TUTUP
Jelang PON XX

Gelar Aksi Demo di Kantor DPRP, Ini Delapan Tuntutan Atlet Papua 

Jumat, 13 Desember 2019 | 17:54 WIB / Djarwo
Gelar Aksi Demo di Kantor DPRP, Ini Delapan Tuntutan Atlet Papua  Suasana Aksi Demo Atlet Papua di Halaman Kantor DPR Papua /Istimewa 

JAYAPURA -Atlet Papua yang dipersiapkan untuk PON XX dari cabang olahraga atletik, sepak bola, taekwondo, pencak silat, futsal, Pabsi dan gulat menggelar aksi demo di Kantor DPR Papua, Jumat (13/12). Saat bertemu dengan Ketua DPR sementara, Jhon Banua Rouw, para atlet tersebut menyuarakan delapan tuntutan.

Delapan tuntutan tersebut diantaranya masalah tempat latihan, perlengkapan dan peralatan latihan, suplemen dan obat-obatan, uang saku atlet dan pelatih, kejelasan bonus atlet pelatih dan asisten, Tunjangan Hari Raya, dan meminta penjelasan dari KONI terkait atlet yang dikontrak dan atlet di Papua.

"Atlet Papua semua punya misi yang sama dengan atlet kontrak untuk meraih medali emas, tapi kenapa atlet kontrak mendapat fasilitas yang lebih baik dari atlet Papua. Kami semua atlet sama, tujuan kami meraih medali emas untuk Papua pada PON XX di Papua," ujar Gatot, koordinator demo.

"Kami butuh transparan dari KONI Papua dan perlu perlu ada evaluasi, karena kami sudah lima bulan jalani pemusatan latihan, belum ada evaluasi," tambah atlet dari cabor Binaraga Papua itu.

Hal senada juga disampaikan atlet tolak peluru, Finsen Sroyer bahwa kesiapan PON XX kacau balau, karena tempat latihan di Buper Waena dilarang oleh pihak IPDN.

"Kami tidak bisa latihan, karena tidak diberikan ijin oleh pihak IPDN, kami kecewa uang saku yang diberikan pun kami pakai biaya taksi pergi latihan, termasuk penginapan juga satu kamar 4 orang," bebernya.

Sementara itu, Penina Nanlohi pelatih Tinju Papua membeberkan jika dirinya dan lima atlet tinju dipanggil KONI Papua sejak bulan Januari ke Jayapura. Namun, Penina pertanyakan sikap KONI maupun Pertina jika atletnya tidak dipakai untuk membela Papua di PON.

"Kenapa tidak ada penjelasan, seperti anak-anak asli Papua tidak dihargai, sementara atlet kontrak dibuat istimewa, padahal, jika dilakukan uji tanding, belum tentu atlet kontrak lebih baik dari atlet Papua," pungkasnya.* 


BACA JUGA

Menghapus Sekat Lewat Tradisi: Satgas Damai Cartenz Menyatu dalam Kearifan Lokal Papua

Sabtu, 21 Juni 2025 | 18:23 WIB

Ada Konspirasi dan Pembiaran Kejahatan dari KPU Mamberamo Raya juga KPU Provinsi

Minggu, 15 Desember 2024 | 12:26 WIB

GPDI Nyatakan Dukungan untuk Paslon Nomor Urut 2, Mari-Yo di Pilkada Papua

Senin, 30 September 2024 | 12:53 WIB

Pemprov Papua Lakukan Pencanangan Rangkaian Kegiatan Sambut HUT ke-79 RI

Jumat, 02 Agustus 2024 | 16:42 WIB

Sertijab Kepala Perwakilan BPK RI Provinsi Papua, Ini Harapan Pj Gubernur

Selasa, 30 Juli 2024 | 15:29 WIB
TERKINI

Dua Oknum Terlibat Jual-Beli Amunisi, Satgas Ops Damai Cartenz Lakukan Proses Hukum

9 Jam yang lalu

Operasi Damai Cartenz-2025 Ungkap Dalang Pembakaran Fasilitas Publik di Puncak

9 Jam yang lalu

Satgas Ops Damai Cartenz: Kejar Pelaku Pembakaran Rumah Bupati dan Kantor Distrik di Puncak

11 Jam yang lalu

Usai Dilantik jadi Pj Gubernur Papua, Agus Fatoni Tancap Gas Kumpulkan Kepala OPD

15 Jam yang lalu

Kesal Tak Dipinjami Uang, Alasan Pasutri Habisi Nyawa Majikannya Pemilik Laundry di Jayapura

15 Jam yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com