Evakuasi Heli Terkendala Cuaca, Danrem: Waktu Terbang Hanya Dua Jam
OKSIBIL, wartaplus.com - Peninjauan ulang lokasi pendaratan untuk proses evakuasi korban jatuhnya Heli MI-17 telah rampung dilakukan, Rabu (12/2) pagi.
Hal ini sebagaimana diungkapkan Danrem 172/PWY Kolonel Inf Luhut Binsar Sianipar dalam siaran persnya. "Tadi pukul tujuh pagi kita sudah melakukan peninjauan ulang. Kita harapkan ini yang terakhir ke sasaran, kita meninjau titik pendaratan kemudian rute yang bisa kita gunakan pada saat evakuasi. Peninjauan ini sudah selesai dalam keadaan aman," ungkap Danrem
Dia menyebut, untuk proses evakuasi sudah ada tambahan tiga unit Heli Bell TNI AD. Selain itu juga telah berkoordinasi dengan penerbangan swasta untuk bantuan Heli
"Kita sudah koordinasi dengan seluruh pilot mudah-mudahan besok atau lusa kalau cuaca mengijinkan kita sudah mulai kegiatan evakuasi. Baik itu mencari jenazah termasuk barang-barang yang diperlukan untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan," terang Danrem
Diakuinya, proses evakuasi memang terkendala cuaca yang selalu berubah ubah. "Cuaca di wilayah pegunungan Papua ini kan cukup ekstrim. Kadang kita cuma diberikan waktu satu hingga dua jam untuk terbang. Itulah yang menjadi faktor utama kendala untuk melakukan upaya pencarian," ungkap Danrem
"Semoga besok diberikan cuaca yang cerah, setidaknya kita diberikan waktu dua jam saja untuk mendrop pasukan untuk melakukan evakuasi," harapnya.
Danrem menambahkan, untuk proses evakuasi melibatkan kurang lebih 1 SSK dari Batalyon Inf 751/Raider Khusus dan tim kesehatan gabungan dari TNI , Polri dan SAR. Termasuk melibatkan masyarakat lokal dan tokoh tokoh masyarakat.
"Kita sudah lakukan koordinasi dengan seluruh pihak baik aparat TNI,Polri, pemerintah dan pihak bandara. Tadi saat peninjauan terakhir kita juga membawa masyarakat yang mengetahui lokasi jatuhnya heli,"katanya.
Lokasi jatuhnya Heli MI-17 berada di salah satu tebing Pegunungan Mandala dengan ketinggian 12.500 feet, di Distrik Oksop, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Seperti diketahui, helikopter MI-17 dengan Nomor registrasi HA-5138 milik Penerbad TNI AD mengalami hilang kontak saat melaksanakan misi penerbangan dari Bandara Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang ke Bandara Sentani Jayapura, 28 Juni 2019 lalu
Pesawat tersebut dilaporkan membawa 12 orang terdiri dari 7 orang kru dan 5 orang personil Satgas Yonif 725/WRG yang akan melaksanakan pergantian Pos
Sebelumnya helikopter tersebut melaksanakan misi pendorongan logistik ke Pos Udara Pengamanan Perbatasan (Pamtas) di Distrik Okbibab Kabupaten Pegunungan Bintang Papua.*