Benyamin Sebut Pernyataan Moeldoko Soal Pengerahan Pasukan TNI Bisa Memperkeruh Situasi Papua
JAYAPURA, wartaplus.com - Pernyataan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko yang menyinggung soal pengerahan pasukan TNI dalam membantu pelaksanaan proses hukum terhadap Lukas Enembe, dikhawatirkan justru akan mengganggu stabilitas keamanan di Papua.
Ini disampaikan Tokoh Pemuda Papua, Benyamin Gurik dihadapan wartawan dan ratusan massa Lukas Enembe yang berkumpul di halaman kediaman pribadi Gubernur Papua dua periode tersebut, Jumat (30/09) siang.
Seperti diketahui, KPK menetapkan Lukas Enembe sebagai tersangka atas dugaan gratifikasi sebesar Rp1 Miliar.
Kondisi kesehatannya yang belum pulih akibat komplikasi penyakit, membuat Lukas Enembe mangkir dari panggilan pertama pemeriksaan KPK.
"Jangan ikut membuat opini di media, seolah-olah dia (Moeldoko) mau mengerahkan pasukan TNI bersenjata seperti mau menangkap seorang teroris di negara ini. Gubernur Lukas Enembe bukan teroris," tegas Benyamin Gurik yang juga Ketua KNPI Kota Jayapura ini.
Benyamin menuding, pernyataan para petinggi pemerintahan di pusat terhadap kasus yang dialami Lukas Enembe adalah bentuk kriminalisasi. Oleh karena itu agar dihentikan penggiringan opini dan pembunuhan karakter terhadap orang Papua.
"Banyak bukti yang kami temui, dan kami tidak mau hal ini kembali terjadi pada Lukas Enembe," ungkapnya.
Ia menegaskan, jika benar negara akan mengerahkan kekuatan bersenjata untuk menangkap paksa Gubernur Lukas Enembe, maka rakyat Papua akan meminta perlindungan dan keluar dari negara Indonesia ini.
Dalam kasus ini, dirinya juga meminta lembaga internasional untuk memberikan perhatian, sebab apa yang menimpa Lukas Enembe menutup banyak kasus yang negara yang belum terselesaikan di tanah Papua.
"Kalau sampai negara menyelesaikan kasus ini secara paksa, orang Papua sudah menduga ada upaya untuk kriminalisasi. Telah terjadi pelumpuhan yang dilakukan berbagai institusi negara kepada Lukas Enembe," tegasnya.
Benyamin Gurik menyayangkan, berbagai pihak telah masuk ruang dan membentuk opini publik yang merusak citra pemimpin Papua. Padahal kasus yang dituduhkan terhadap Lukas Enembe terkait gratifikasi Rp1 miliar.
"Seolah-olah mereka buat Lukas Enembe adalah penjahat besar. Ini jelas penghinaan dan pembunuhan karakter yang disengaja, terstruktur dan sistematis. Mereka membuat sehingga rakyat Indonesia melihat kami orang Papua bodoh, koruptor dan tidak menghargai apa yang dibuat oleh negara. Ini penghinaan yang tidak dapat kami terima dan harus dihentikan," tegasnya.
Tokoh Pemuda Tabi, Franklin Wahey mengajak seluruh masyarakat Papua baik yang merupakan masyarakat asli Papua maupun dari suku lain di luar Papua untuk peduli terhadap pemimpin mereka, Lukas Enembe.
Menurut ia, Lukas Enembe adalah seorang pemimpin, pelindung rakyat Indonesia di tanah Papua.
"Saya mau sampaikan kepada seluruh paguyuban, dimana kepedulianmu dalam menjaga Kamtibmas di tanah ini? Kalau tidak membela Lukas Enembe, maka ada yang membunuh rakyat Indonesia yang ada di tanah Papua. Oleh karena itu, saya perlu tegaskan kalau kita cinta Indonesia, kita cinta Papua tetap damai, maka kita harus lindungi Lukas Enembe, karena beliau adalah pemimpin pemersatu bangsa dan negara Indonesia di tanah Papua," seru Franklin Wahey.**