Temui Kabinda Papua, Lukas Enembe Kembali Tolak Ajakan Pemeriksaan KPK di Jakarta
JAYAPURA, wartaplus.com - Gubernur Papua, Lukas Enembe menerima kunjungan Kepala Badan Intelijen Nasional Daerah (Kabinda) Papua, Mayjen TNI (Purn) Gustav Agus Irianto di kediaman pribadinya kawasan Koya, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Kamis (06/10).
Pertemuan ini disampaikan Koordinator Kuasa Hukum Gubernur Papua, Petrus Bala Pattyona kepada wartawan, Kamis malam.
"Kami dari Tim Kuasa Hukum Gubernur Papua menemani Kepala BIN Daerah Papua untuk menemui Lukas Enembe," kata Petrus.
Adapun kehadiran Kabinda di kediaman pribadi Lukas Enembe, ungkap Petrus, adalah untuk menyampaikan keinganan dari KPK terkait pemeriksaan Lukas Enembe sebagai tersangka kasus dugaan gratifikasi Rp1 Miliar.
"Karena Kabinda sudah komunikasi dengan KPK yang inti pembicaraannya ada pesan dari KPK supaya Lukas Enembe bisa ke Jakarta untuk mengikuti pemeriksaan," jelas Petrus.
Bahkan, jika kondisi tidak memungkinkan, KPK akan menyiapkan dokter atau penanganan medis yang baik.
"Janji yang disampaikan mengenai hak hukum yang akan diberikan itulah disampaikan oleh Kabinda Papua," terangnya.
Petrus yang turut mendampingi Kabinda Papua, juga menjelaskan kondisi Gubernur bahwa saat dialog dengan Kabinda Papua, kondisi kliennya masih terbata bata.
"Lukas Enembe mengatakan tidak mau ke Jakarta karena alasan kesehatan. Beliau juga tetap ngotot bahwa kalau yang dituduhkan satu miliar itu tidak benar," ungkap Petrus.
"Gubernur mengatakan menolak pemeriksaan yang akan dilakukan di Jakarta, tapi beliau bersedia diperiksa hanya di Papua dengan catatan apabila tim dokter menyatakan beliau dalam kondisi sehat untuk mengikuti pemeriksaan," sambung ia.
Petrus menambahkan, pertemuan hanya berlangsung setengah jam. Dimana keluarga juga hadir mendampingi Lukas Enembe termasuk dokter pribadi Gubernur juga memberikan tanggapan.
"Lukas enembe tidak banyak bicara. Beliau bukan menghindari pemeriksaan atau sakitnya pura pura , penyakit beliau menurut informasi sudah stroke 4 kali, sehingga dokter pribadi mengatakan, kalau lama duduk dan berbicara apalagi dengan emosi, kalau sampai stroke kelima pasti keadaan akan semakin memburuk," beber Petrus.
Rencana perawatan akan tetap dilakukan di kediaman Lukas Enembe, dan tidak ada keluar dari Papua.
"Tadi memang Kabinda sudah jelaskan keluarga menolak, artinya kita sendiri belum melihat sikap KPK. Artinya KPK melalui Kabinda dan sikap keluarga sudah tegas, Lukas Enembe tidak bisa keluar dari Papua, apapun yang terjadi tetap perawatan di rumah," tegasnya.
"Intinya Lukas Enembe keberatan untuk ke Jakarta. Kita belum tahu tanggapan KPK seperti apa, nanti jawaban beliau ini akan disampaikan oleh Kabinda Papua ke KPK," tandas Petrus.**