MENU TUTUP

Dorong Ekspor Kopi Wamena, Ini yang Dilakukan Kementan RI

Senin, 15 April 2019 | 15:35 WIB / Andi Riri
Dorong Ekspor Kopi Wamena, Ini yang Dilakukan Kementan RI Ali Jamil, Ph.D - Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian menyerahkan secara simbolis akses I-MACE ( Indonesia Map of Agricultural Commodities Exports) pada pemerintah Provinsi Papua yang dalam hal ini diterima oleh Gubernur, Lukas Enembe/Istimewa

JAYAPURA - Kementerian Pertanian RI (Kementan) melalui Badan Karantina Pertanian (Barantan) mendorong pertumbuhan ekonomi pertanian di Papua lewat akselerasi ekspor produk pertanian, khususnya kopi asal Wamena. 

Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, Ali Jamil, Ph.D dalam diskusi bersama jajaran Pemerintah Papua di Gedung Negara Dok V Jayapura, Senin (15/4) menyebutkan, nilai ekspor produk non migas bidang pertanian dari Jayapura pada tahun 2018 mencapai Rp. 35,6 M, sedangkan hingga Maret 2019 ekspor sudah mencapai 29,1% dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 10,3 M. 

"Dengan upaya yang ada, bersama pemerintah Papua, kami yakin target ekspor bisa dua kali lipat dari tahun sebelumnya," katanya.

Menurut Jamil, kopi Wamena, Kabupaten Jayawijaya memiliki citarasa yang khas. Dengan luas lahan pertanian kopi di Jayawijaya yang mencapai 1.910 ha yang tersebar di 24 Distrik seperti di Walesi, Kurulu, Hubertus dan Pyramid. Dengan produktifitas kopi wamena berada pada kisaran 600-650 kg/ha dan produksi kopi pada tahun 2017 sebanyak 125,8 ton. Kopi wamena layak untuk didorong menjadi komoditas ekspor. 

"Ini sangat bagus, apa lagi kalau sudah diolah menjadi kemasan siap minum, sangat potensial,"pujinya. 

Komoditas tersebut,ungkap Jamil, sangat potensial sehingga pihaknya bersama instansi terkait harus melakukan proteksi terhadap kemungkinan masuknya hama penyakit yang dapat menyerang budidaya kopi khas Indonesia tersebut ke wilayah Papua. Seperti cendawan Hemileia coffeicola yang merupakan OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina) A1 golongan I, yang artinya belum ada di Indonesia dan tidak dapat dibebaskan dengan perlakuan. 

"Cendawan ini menyebabkan penyakit karat daun kopi. Daerah sebar OPTK ini meliputi Afrika Tengah dan Barat. Spora cendawan ini mudah tersebar sehingga dikhawatirkan dapat menginfeksi tanaman di tempat lain," jelas Jamil

Kopi dari bumi Cendrawasih tersebut banyak tumbuh subur di pegunungan Wamena dan menjadi kopi khas daerah tersebut. Kopi dari jenis arabika ini memiliki aroma dengan perpaduan flower, spicy dan caramel. Bila dilihat dari segi rasa, maka kopi Wamena memiliki perpaduan rasa yang nutty, orange dan herbal. 

Kopi di pegunungan Papua tersebut ditanam oleh petani tradisional dan juga tanpa menggunakan pupuk anorganik ataupun pupuk kimia, juga tanpa pestisida. Sehingga tidak mengherankan bila kopi dari papua ini menghasilkan kualitas yang terbaik dengan tekstur ringan, minim ampas, harum semerbak dan tidak meninggalkan rasa asam di lidah atau after taste. 

Sambut Baik

Sementara itu Gubernur Papua kepada awak pers menyambut baik perhatian pemerintah pemerintah dalam hal ini Kementan RI terkait ekspor komoditi pertanian/perkebunan Papua ke luar negeri.

"Rencana ini kami sudah minta lama ke presiden menyangkut ekspor, pasalnya Papua merupakan pintu kawasan masyarakat ekonomi ASEAN. Jadi kami mau kita bisa drop kebutuhan pangan masyarakat di wilayah Pasifik termasuk PNG yang dihuni 8 juta penduduk ditambah dengan negara-negara kecil sekitar 11 ribu juta jiwa," ucapnya

"Kenapa kita tidak bisa mensuplai kebutuhan mereka, itulah sebabnya kami ingin wujudkan ini bersama dengan Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, Bea Cukai, dan Imigrasi," sambungnya.

Dalam acara diskusi bersama yang dikemas dalam kegiatan Coffe Morning ini, juga diserahkan secara simbolis akses I-MACE ( Indonesia Map of Agricultural Commodities Exports) pada pemerintah Provinsi Papua yang dalam hal ini diterima oleh Gubernur dan juga Sekda, Hery Dosinaen. Aplikasi tersebut berisi tentang perkembangan data eksport berbagai komoditas pertanian dari daerah terkait, dan dimaksudkan agar pemerintah provinsi dapat membaca dan mengoptimalkan potensi pertanian yang ada di idaerahnya. 

"Kita harus bekerjasama dengan semua instansi yang ada, agar upaya ini dapat berjalan optimal," pungkas Jamil.

 

 


BACA JUGA

Sebanyak 113 Pejabat Administrator di Lingkungan Pemprov Papua Dilantik

Jumat, 15 Maret 2024 | 20:54 WIB

Kembali Panen Cabai, Pj Gubernur Papua Pastikan Stok Aman Saat Ramadhan

Selasa, 27 Februari 2024 | 17:08 WIB

Pj Gubernur Papua dan Ketua DWP Tinjau Perkembangan Rehabilitasi TK Pertiwi Kota Jayapura

Kamis, 22 Februari 2024 | 09:30 WIB

Panen Cabai di Arso Keerom, Pj Gubernur Papua: Semoga Dapat Menekan Inflasi

Kamis, 22 Februari 2024 | 09:08 WIB

Tunggakan Beasiswa Program Siswa Unggul Papua Periode Juli - Desember Siap Dibayarkan Pekan Depan

Kamis, 18 Januari 2024 | 19:59 WIB
TERKINI

Silaturahmi Bersama Jurnalis Jayapura , Satgas Humas DC- 2024 Berharap Satu Persepsi dalam Pemberitaan

2 Jam yang lalu

Berikan Kenyamanan Bagi Jemaah Haji, Telkomsel Hadirkan Ragam Produk dan Layanan Unggulan

1 Hari yang lalu

Penutupan Musrembang RPJD Papua Tengah, Hasilkan Visi Adil, Berdaya Saing Maju dan Berkelanjutan

1 Hari yang lalu

163 Pelajar Ikut Seleksi Tim Paskibraka 2024 Provinsi Papua Tengah

1 Hari yang lalu

BI Papua akan gelar Festival Cenderawasih, Diharapkan dapat Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Baru

1 Hari yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com