Demo Mahasiswa Papua di Malang Berujung Ricuh, Begini Tanggapan Pemprov
JAYAPURA – Aksi unjuk rasa mahasiswa Papua yang berujung bentrok dengan warga di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis (15/8) kemarin mendapat tanggapan dari Pemerintah Provinsi Papua.
Melalui Sekretaris Daerah Hery Dosinaen, ditegaskan bahwa aksi unjuk rasa tersebut dilakukan atas inisiatif mahasiswa sendiri tanpa keterlibatan pejabat di Provinsi Papua.
Aksi demo yang berujung ricuh itupun, baru diketahui Sekda dari media massa yang kemudian viral di media sosial.
“Demo di Malang itu aspirasi murni dari mahasiswa. Sekali lagi demo itu jelas aspirasi yang keluar sendiri secara otonom dari para mahasiswa asal Papua di Malang,” ungkap Hery di Jayapura, Jumat (16/8) .
Menurutnya, peristiwa tersebut sangat disayangkan Pemprov Papua apalagi sempat terjadi gesekan yang menyebabkan kericuhan. Meski begitu ia mengimbau semua pihak agar tak mengartikannya secara sempit. Namun memandangnya secara arif dan bijaksana.
“Sebab kejadian ini juga bagian dari masalah kontemporer yang terjadi di Papua. Dan masalah ini telah terakumulasi dari apa yang terpendam dalam hati rurani (mahasiswa),” ujarnya.
Hery menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan membangun komunikasi dengan Pemerintah Kota Malang. Apalagi sudah ada pernyataan dari pemda setempat yang mewacanakan pemulangan para mahasiswa asal Papua.
“Tapi kami lihat pernyataan pemulangan ini baru wacana yang disampaikan pemerintah setempat . (Sebab kalau dilakukan) tentunya berdampak pada aspek lain. Tapi pernyataan itu mungkin dilakukan secara emosional oleh pemda setempat,” katanya.
“Sebab kita ini adalah warga Indonesia, sehingga kalau ada hal yang terjadi disana (Malang) lalu dipulangkan, pasti mempunyai efek yang luar biasa pada tanah (Papua) ini,” lanjutnya
Diketahui, Mahasiswa asal Papua di Malang bentrok dengan warga dan pengguna jalan simpang empat Jalan Kehidupan dan Basuki Rahmat, Kamis (15/8). Para mahasiswa yang hendak menggelar demo dianggap mengganggu lalu lintas.
Ricuh terjadi sekitar pukul 09.30 WIB. Peristiwa itu berlangsung selama kurang lebih satu jam. Lokasi kejadian tidak jauh dari Alun-Alun Kota Malang.**