Prihatin, Sejauh Ini Belum Ada Data Pasti Jumlah OAP
JAYAPURA - Sekertaris Daerah Provinsi Papua mengaku prihatin bahwa sampai saat ini belum ada data yang pasti terkait jumlah penduduk Orang Asli Papua di setiap Kabupaten Kota.
Padahal, Gubernur Papua, Lukas Enembe dalam setiap pertemuan bersama pemerintah kabupaten kota selalu mendorong hal ini.
"Hari ini kami sudah menerima data dari Kota Jayapura soal data masyarakat asli Port Numbay cuma 6 persen dari jumlah penduduk kota secara umum. Namun, data itu itu belum terverifikasi dengan jelas dan tegas," ungkap Hery saat bimbingan teknis pemadaan data terpadu kesejahteraan sosial di Jayapura, Selasa (10/12).
Lalu, lanjut Hery, bagaimana dengan kabupaten lain yang notabene ada kepentingan politik lokal dan pemerintahan dalam mengejar dana alokasi umum dengan menaikan jumlah penduduk secara drastis
Oleh karena itu dirinya mewakili Pemerintah Provinsi Papua meminta Dinas Sosial dan Kependudukan provinsi, kabupaten dan kota se-Papua, untuk menyajikan data kependudukan yang valid atau sesuai fakta di lapangan.
Menurut Sekda Hery, sampai hari ini data penduduk di Papua terkadang naik secara signifikan tanpa jelas.
Selain data penduduk, kata Hery, keluarga penerima manfaat di Papua juga masih sangat sedikit karena minimnya data valid kependudukan.
"Kita harus punya komitmen khusus. Dalam artian, Dinas Sosial harus berani jika data yang dimiliki sudah valid harus berani beri tahu bupati, jumlah penduduk yang benar adalah sekian," tuturnya
Oleh karena itu, dia mengimbau kepada Dinas Sosial provinsi, kabupaten dan kota harus bisa memastikan dan dalam limit waktu yang tidak terlalu lama, Papua harus memiliki data kependudukan yang valid dan dapat dipercaya.
"Data kependudukan valid harus ada agar kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah bisa jelas dan tepat sasaran. Mulai sekarang kita harus berani dan tegas dalam membuat data yang valid tentang kependudukan," tegasnya
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Kependudukan Catatan Sipil Provinsi Papua Ribka Haluk, mengatakan, terkait data kemiskinan di Papua harus diverifikasi kembali, karena masih banyak yang tidak sesuai. Artinya, ada nama dan alamat tapi ketika di cek tidak ada.
"Makanya kami buat pertemuan khusus untuk Dinas Sosial dan Dukcapil agar data-data ini tekoneksi, sehingga sasaranya jelas. Sebab masih ada orang mampu yang dapat bantuan sosial dan lain-lain," kata Ribka.
Menurut ia, Dinas Sosial sifatnya hanya mengawasi, sementara yang punya data adalah kabuaten/kota. "Jadi menurut kami selama ini tidak ada keterbukaan informasi soal data penduduk dari kabupaten/kota sehingga pantauan tidak maksimal,"akunya.**