Korem 172/PWY Bersama Basarnas Jayapura Gelar Latihan Penanggulangan Bencana Alam
JAYAPURA– Korem 172/PWY menggelar latihan penanggulangan bencana alam tahun anggaran 2019 dengan menggandeng Basarnas Jayapura dan sejumlah instansi terkait lainnya, bertempat di Sentani Kabupaten Jayapura, Papua, Kamis (12/12).
Komandan Korem 172/PWY Kolonel Inf J. Binsar Parluhutan Sianipar membeberkan alasan, pemilihan lokasi latihan di Sentani Kabupaten Jayapura. Menurutnya, karena pada Maret lalu di kota Sentani telah terjadi peristiwa bencana alam banjir bandang, yang merenggut banyak nyawa manusia . Sehingga perlu dilakukan latihan dan evaluasi. Apalagi, ujar Danrem, diantara instansi terkait masih banyak yang belum sinkron soal tugas masing-masing.
"Jadi, kita ambil studi kasus dan bahan evaluasi ke dalam di Sentani, Kabupaten Jayapura, karena jika mengambil tempat simulasi yang baru, maka sulit untuk dikerjakan,”ungkap Danrem seperti dikutip dari rilis Penrem172.
Lanjut dikatakan Danrem, kegiatan ini juga merupakan bagian dari program kerja yang sudah direncanakan jauh hari sebelumnya.
"Seharusnya kami gelar pada awal triwulan keempat tetapi karena ada dinamika kegiatan dilapangan maka baru bisa dilaksanakan pada Desember ini. Intinya kita mau melatih seluruh prajurit, para pejabat di jajaran Korem 172/PWY dan Kodim hingga Koramil bagaimana menanggulangi bencana, sehingga bisa melakukan dengan prosedur yang benar," jelasnya panjang lebar.
Sinkronkan Tugas
Latihan tersebut juga, kata Danrem, untuk mensinkronkan pemahaman tentang tugas penanggulangan bencana ini di wilayah, sehingga menggandeng BPBD dan Basasarna Jayapura, ORARI, Pemda Jayapura dan sejumlah tokoh masyarakat dan warga sekitar yang memiliki kompetensi terkait hal itu.
"Sehingga bisa menjadi salah satu format bagi kita untuk bisa mensinergikan semua unsur yang ada di wilayah, agar ketika terjadi bencana semua tidak gagap dan bingung. Apalagi di hari pertama dan kedua bencana, itu masuk dalam masa emas atau golden periode yang perlu dilakukan penanganan yang cepat," katanya.
Pada masa emas atau golden periode ketika terjadi bencana alam, ungkap Danrem, seharusnya semua elemen bergerak cepat dan tangkas untuk segera membantu menyelamatkan warga yang diperkirakan bisa menjadi korban.
"Nah, justru di hari pertama dan kedua, biasanya kita gagap. Ini yang kita mau eliminir, supaya begitu terjadi peristiwa bisa kita laksanakan seusai dengan format yang ada saat ini," tukasnya.
Sementara itu, untuk personel yang terlibat di lapangan, Danrem menyebutkan ada 200-an personel dan 60-an penyelenggaranya, dari TNI itu dari Batalyon, Korem, Kodim hingga Koramil, lalu dari BPBD, Basarnas, Pemda Jayapura dan Polres Jayapura serta masyarakat sekitar.
Gagasan Danrem
Ditempat yang sama, Dandim 1701/Jayapura Kolonel Inf J Simatupang mengatakan bahwa kegiatan tersebut sebenarnya internal tetapi atas gagasan dan inovasi dari Danrem 172/PWY Kolonel Inf J Binsar Parluhutan Sianipar, sehingga kegiatan tersebut dapat melibatkan semua pihak.
“Makanya saat hari pertama itu, yang dilibatkan latihan bukan saja dari Pemda Jayapura tetapi Pemda Keerom dan Pemkot Jayapura serta Basarnas tingkat provinsi juga ikut dalam kegiatan ini. Latihan ini juga melibatkan Babinsa, karena informasi peristiwa itu biasanya dari bawah," kata Simatupang.
Sementara itu, Wakil Bupati Jayapura Giri Wijiyantoro yang ikut serta mendampingi Danrem 172/PWY Kolonel Inf J Binsar Parluhutan Sianipar mengatakan, berkaca dari pengalaman yang ada, ketika bencana alam itu bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah daerah tetapi semua warga negara dan semua elemen masyarakat.Baik dari sipil, TNI dan Polri semua terlibat dalam penanganan bencana alam.
“ Kita contoh pada peristiwa lalu, dimana ada gotong royong terjadi, kita tidak boleh puas diri sehingga perlu latihan seperti ini guna mengantisipasi hal-hal yang bisa terjadi, dengan demikian bisa kompak saat di lapangan untuk berbuat baik kepada siapa saja, perikemanusiaan yang utama," katanya.**