MENU TUTUP

Mahasiswa Eksodus Papua Terancam Tidak Bisa Kembali ke Kota Studi

Senin, 13 Januari 2020 | 13:12 WIB / Andi Riri
Mahasiswa Eksodus Papua Terancam Tidak Bisa Kembali ke Kota Studi Ketua Tim Pemulangan Mahasiswa Eksodus Papua, Pdt. Alexander Mauri (tengah) saat menggelar jumpa pers di Jayapura, Minggu (12/1)/Istimewa

JAYAPURA — Ratusan mahasiswa eksodus Papua terancam tidak bisa kembali ke kota studi. Hal ini dikarenakan adanya intimidasi dari sekelompok pemuda yang juga mahasiswa eksodus

Ketua Tim Pemulangan Mahasiswa Eksodus Papua, Pendeta Alexander Mauri, mengemukakan ratusan mahasiswa eksodus saat ini masih tertahan di Wamena, Jayapura dan sejumlah daerah di Provinsi Papua,  karena adanya intimidasi tersebut.

Mauri menyebutkan, telah mendaftar sebanyak 620 mahasiswa eksodus yang tersebar di Jayapura dan Wamena, sedangkan Yahukimo sekitar 30 mahasiswa. Sementara, dari kabupaten lain  belum terdata.

“Tapi dari 620  mahasiswa eksodus, ternyata  baru 62  mahasiswa yang berhasil diberangkatkan ke kota studinya di sejumlah daerah di Tanah Air sejak akhir tahun 2019 hingga bulan ini,” ungkap Mauri yang dalam jumpa pers didampingi Direktur Perhimpunan Advokasi Kebijakan Hak Asasi Manusia  (PAK HAM) Papua  Matius Murib dan Ketua Umum DPN Pemuda Adat   Papua (PAP) Yan Christian Arebo di  Hotel Mercure, Jayapura, Minggu (12/1) kemarin.

Diakui Mauri, terkait pemulangan mahasiswa eksodus ini, pihaknya mendapat tugas dari Polda Papua dan Kodam  XVII/Cenderawasih, untuk mengkoordinir

Sementara itu terkait adanya intimidasi, Mauri mengaku, timnya telah menempuh upaya hukum.

“Kami telah membuat laporan Polisi, karena tindakan mereka telah merugikan mahasiswa yang ingin kembali ke kota studi, untuk melanjutkan kuliah. Bahkan ada mahasiswa yang terpaksa  batal  wisuda,”  tegas Mauri.

Di tempat yang sama, Matius Murib mengaku karena keterlibatannya dalam tim pemulangan mahasiswa eksodus, dirinya juga mendapat intimidasi dan di demo sekelompok pemuda tersebut sejak September 20109 lalu.

Masing-masing  di Kantor PAK HAM Papua di Padang Bulan, Distrik Abepura, Kota  Jayapura. Bahkan di   Bandara  Sentani, Kabupaten Jayapura, ketika sejumlah mahasiswa   hendak  kembali ke  sejumlah kota studinya.

Matius mengaku, total sebanyak empat kali adanya aksi intimidasi,  untuk menghentikan pemulangan mahasiswa eksodus ke sejumlah  derah di Indonesia.

“Mereka memaksa saya menghentikan pemulangan mahasiswa eksodus ke kota studinya, sebelum mereka bertemu Gubernur Papua dan Ketua MRP,” bebernya  

Sementara itu, Yan Christian Arebo menyesalkan tindakan intimidasi yang menghalangi  pemulangan ratusan mahasiswa eksodus  ke kota studinya.

“Tindakan mereka telah merugikan masing-masing orang tua yang telah bersusah –payah membiayai kuliah anak-anaknya di luar Papua,” tegas Arebo.

Ribuan mahasiswa Papua yang sedang menempuh pendidikan di sejumlah kota studi di pulau jawa, Bali dan Sulawesi terpaksa kembali ke Papua, menyusul tindakan ujaran kebencian/ rasisme terhadap mahasiswa Papua di Asrama Kalasan, Surabaya, pertengahan Agustus 2019 lalu.**


BACA JUGA

Pangdam Siap Beri Perlindungan Bagi Masyarakat Asli Papua Dimanapun Berada

Kamis, 24 Oktober 2019 | 19:46 WIB

Gubernur Papua dan Komnas HAM Berikan Jaminan Pemulangan Mahasiswa yang Ditahan di Mako Brimob

Selasa, 24 September 2019 | 14:04 WIB

Rusuh Lagi, Gubernur Minta Mahasiswa Eksodus Jangan Datang Bikin Kacau di Papua

Senin, 23 September 2019 | 12:58 WIB

Sempat Ricuh di Gedung DPRD Mimika, Polisi: Saat Ini Sudah Kondusif

Rabu, 21 Agustus 2019 | 14:48 WIB
TERKINI

Pj Ketua TP-PKK Puncak Jaya Hadiri Malam Puncak Peringatan HKG PKK ke-52 di Kota Solo

12 Jam yang lalu

Aksi Penghijauan di Grasberg Awali Rangkaian Peringatan Hari Lingkungan Hidup 2024 di Kabupaten Mimika

21 Jam yang lalu

Faturachman Resmi Dikukuhkan sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua

23 Jam yang lalu

Hak-Hak Masyarakat Hukum Adat di Wilayah Tanah Papua

1 Hari yang lalu

KKB Kembali Berulah, Tembak Mati Seorang Warga Sipil di Intan Jaya

1 Hari yang lalu
Kontak Informasi wartaplus.com
Redaksi: wartaplus.media[at]gmail.com