Destinasi Wisata Alam Papua Barat yang Tersembunyi, Jaga Demi Anak Cucu
Destinasi Wisata di Tanah Papua terbilang kaya. Alamnya sejuk, bagaikan surga kecil. Keindahan alam Papua bisa dijumpai di laut dan daratan se-Tanah Papua.
Destinasi Wisata Papua wajib dijaga bersama, demi anak cucu generasi emas Papua ke depan. Tak disangka Tanah Papua, khusus di Provinsi Papua Barat memiliki sejuta pesona alam yang masih tersembunyi dan masih alami.
Untuk menjumpai berbagai destinasi wisata di Papua Barat yang tersebar di pedalaman, lembah, dan pesisir di kabupaten, kota se-Papua Barat, membutuhkan terobosan dan kerja keras bersama masyarakat lokal adat Papua di Papua Barat, terutama mereka yang memiliki pesona alam Papua yang masih tersembunyi ini.
Adapun destinasi wisata lokal Papua yang dijumpai oleh wartawan wartaplus.com pada saat turun ke daerah pedalaman Papua Barat, yakni di dataran Lembah Kebar Tambrauw. Di sana terdapat salah satu tempat air panas alami yang merupakan salah satu destinasi wisata lokal yang dijaga oleh warga Kampung Atai, Distrik Kebar.
Air panas itu berada di daerah paling jauh. Sekiranya sampai ke lokasi itu harus ditempuh kurang lebih 6 kilometer, sebab berada di bawah Lembah Kebar dan sangat unik karena air panas alami itu mengeluarkan gelembung selayaknya merebus air di atas api.
Percaya atau tidak, pada saat kami hendak mencoba merasakan air panas alam ini, ternyata memang menakjubkan, sebab air yang diselimuti pepohonan itu hangat, lalu semakin melangkahkan kaki ke dalam air, semakin terasa panas dan menggairkan jiwa, saat menikmati sajian alam ciptaan Tuhan.
Tak hanya itu, di Kebar juga ternyata memiliki gunung yang serupa gunung Teletabis selayaknya film anak-anak yang sering ditonton. Di sana juga terdapat air terjun 8 kaki yang memang masih alami.
Di sana juga terdapat gunung yang ditumbuhi ilalang yang tertata rapi namun gundul atau dikenal dengan nama gunung botak. Tidak hanya itu, Tambrauw juga merupakan daerah yang ditetapkan sebagai daerah konservasi yang didalamnya terdapat berbagai jenis habitat laut seperti berbagai jenis Penyu yang memang dijaga oleh warga lokal setempat.
Agar pengunjung wisatawan sampai ke dataran Lembah Kebar Tambrauw, harus menempuh dua akses transportasi, yakni menggunakan moda transportasi darat, baik kendaraan roda empat maupun roda dua, termasuk transportasi udara (komersil).
Untuk pengunjung wisatawan yang ingin ke sana, kami sarankan menumpang mobil Hilux di terminal Wosi Manokwari, atau bisa menggunakan motor. Tentu saja motor yang mampu beradaptasi dengan kondisi jalan. Pengunjung bisa menempuh perjalanan selama 3-4 jam dan harus ditempuh dengan kondisi jalan offroad.
Budaya masyarakat setempat, sangat ramah dan menjunjung tinggi adat. Salah satu wisatawan lokal Papua Barat, Maxsi Nelson Ahoren, yang juga adalah ketua Majelis Rakyat Papua Barat mengakui betapa indahnya ciptaan Tuhan, sebab air panas seperti ini jarang ditemui dan memang harus dijaga agar jangan sampai dirusaki oknum tidak bertanggung jawab.
"Wow, ini sebuah anugerah Tuhan yang kita sebagai anak-anak adat harus jaga bersama agar daerah kebar yang indah ini tetap alami bagi rakyat Papua pada umumnya dan khusus rakyat di Tambrauw," aku Maxsi.
Ia juga mengharapkan daerah adat harus dilestarikan agar ke depan memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat adat setempat.
Di daerah pedalaman lain yang kami kunjungi, seperti Kabupaten Manokwari Selatan, tepat di daerah gunung botak (gunung gundul) yang dihiasi hilalang sebagai destinasi wisata andalan. Pesona alam yang begitu menajubkan lantaran gunung itu berada di Teluk Cenderawasih Papua Barat, sehingga pengunjung dijamin puas ketika berada disana.
Pengunjung yang datang kesana memang harus sabar, sebab menempuh jalan trans Papua Barat yang berliku-liku, namun akan terbayar dengan suguhan alam nan memesona.
Di sana pengunjung akan melihat gunung dan laut yang begitu indah. Akan tetapi kami sarankan kepada pengunjung membawa bekal makan, sebab disana belum ada tempat berdagang. Keindahan itu menjadi momen penting wartawan/wartawati nasional dari Jakarta saat offroad ke Teluk Bintuni, pada tanggal 28 Agustus 2018 lalu.
Di Mansel juga bisa dijumpai ada air Terjun di Nenei, serta beberapa destinasi wisata yang masih tersembunyi dan memang harus dijaga bersama. Hal ini diakui salah seorang anggota Dewan asal Mansel, Nelly Rumaikeuw.
Ketika saya berbincang bincang dalam diskusi medsos, Nelly terkejut dan terinspirasi destinasi air terjun itu, bahkan dia harus memposting hasil karyanya ke medsos sebagai bagian dari promosi pariwisata.
Tak kalah bersaing, di Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf) yang terkenal dengan dua danau terbesar di Papua Barat, yakni Danau Anggi dan Anggigida atau dikenal danau perempuan dan laki-laki. Hanya saja pada saat pengunjung yang hendak kesana harus menumpang mobil hilux dan harus menempuh jalan yang belumpur dan sedikit ekstrim.
Sementara Teluk Wondama, juga bisa menikmati ikan hiu paus di laut, termasuk menikmati keindahan pantai yang ada di pulau-pulau di daerah tersebut.
Bahkan Wondama juga menyimpan sejarah masuknya injil di Tanah Papua. Tak sampai di situ, daerah lain seperti Fakfak dan Kaimana, juga memiliki potensi yang alami dan menjadi potensi wisata yang luar biasa.
Sedangkan Manokwari terkenal dengan Pulau Mansinam yang merupakan destinasi religi bagi masyarakat Tanah Papua.
Selama ini yang dikenal wisatawan lokal Papua, wisatawan nasional dan mancanegara hanyalah Raja Ampat, meski didukung demi kemajuan sektor wisatanya. Namun di Tanah Papua memiliki sejuta destinasi wisata yang masih tersimpan.
Papua selain dikenal Pariwisatanya, juga terkenal dengan budaya dan adat istiadat yang harus dijaga dan dipertahankan untuk generasi emas Papua ke depan.
Dalam beberapa dokumentasi potret liputan masyarakat di pedalaman selama ini, bahkan diskusi bersama masyarakat, kami banyak menerima aspirasi masyarakat akar rumput.
Terutama bagaimana mereka ingin infrastruktur memadai, sebab infrastruktur jalan yang menjadi kendala bagi pengembangan sektor pariwisata dan sektor lainnya bagi masyarakat di daerah terisolir.
Menjamin kesejahteraan kepada rakyat Papua Barat khususnya, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan mengakui bahwa infrastruktur masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah provinsi, kabupaten, kota.
"Iya kendala kita di Papua Barat infrastruktur, namun kita terus berupaya secara bertahap membuka daerah isolir untuk menjangkau warga kita di pendalaman, pesisir dan lembah d Papua Barat," ucap Gubernur saat menyapa wartawan nasional saat dampingi Menkes di Teluk Bintuni, kemarin. *