TNI Kerahkan Pasukan dari Makassar Kawal Pembangunan Jalan Trans Papua di Nduga
JAYAPURA - Mabes TNI AD mengirim 600 prajurit TNI dari Kodam XIV/Hasanuddin, Makassar untuk memperkuat Kodam XVII/ Cenderawasih didalam mengawal pembangunan jalan Trans Papua di Kabupaten Nduga. 600 prajurit dari satuan Yon Zipur dan Yonif 431 Kostrad ini bakal ditempatkan di sejumlah lokasi pembangunan jalan Trans Papua mulai dari Wamena, Jayawijaya hingga Mamugu, Kabupaten Nduga.
Seperti diketahui, Proyek pembangunan jalan Trans Papua di wilayah Kabupaten Nduga sempat terhenti, setelah insiden pembantaian belasan karyawan PT.Istaka Karya oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) pimpinan Egianus Kogoya pada awal Desember 2018 lalu.
Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yosua Pandit Sembiring mengatakan, pengiriman pasukan dari Kodam Hasanuddin Makassar adalah untuk memperkuat Kodam Cenderawasih dalam pengamanan khususnya di wilayah Nduga.
"Satuan (kodam cenderawasih) ini kan banyak bertugas baik untuk pengamanan perbatasan, pengamanan wilayah. Jadi tidak cukup hanya mengandalkan prajurit disini saja. Wilayah Papua ini kan cukup luas, terutama daerah perbatasan (Papua - PNG), ini kan harus dijaga jangan sampai patok (tanda batas wilayah) bergeser," kata Pangdam di Jayapura, Selasa (5/3).
Pangdam menegaskan, apapun ancaman keamanannya, pembangunan jalan Trans Papua harus dilanjutkan. Hal ini sebagaimana keinginan Presiden yang meminta agar pembangunan tetap dilanjutkan
"Papua ini kan masih ada gangguan keamanan, supaya pekerja dapat bekerja dengan aman dan tenang, maka kita akan lakukan pengamanan. Jadi ada 600 personil yang akan kita tempatkan mulai dari Mbua, Kenyam bagian atas dan bawah hingga ke batas batu," tegas Pangdam
Proyek pembangunan jembatan jalan trans Papua di kabupaten Nduga sebelumnya dikerjakan oleh PT Istaka Karya dan PT Brantas Abdibraya.
Rencananya, pasukan TNI tersebut akan mengawal khususnya dalam pembangunan jembatan. Adapun tekhnis pelaksanaannya pembangunan akan dilanjutkan oleh satuan zeni konstruksi (zikon) TNI AD, sedangkan tenaga ahli tetap dari PT. Istaka Karya dan PT. Brantas
"Jadi dimana ada proyek pembangunan, disitu akan ditempatkan pasukan TNI. Ini supaya tidak terulang lagi (insiden pembantaian oleh KKSB). Karena Presiden berkehendak pembangunan harus tetap jalan. Supaya daerah daerah merah (daerah konflik KKSB) yang terisolasi bisa terbuka, sehingga ekonomi akan bertumbuh dan masyarakat bisa sejahtera," ujar Pangdam
Negara Tidak Boleh Mundur
Ditegaskan, Negara tidak boleh mundur hanya karena adanya teror dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Negara akan tetap melanjutkan pembangunan sampai selesai, ini demi untuk kemaslahatan dan kesejahteraan seluruh rakyat.
Diakui Pangdam, saat ini situasi di Nduga cukup kondusif. Masyarakat setempat yang sebelumnya mengungsi ke hutan, kini berangsur kembali ke kampung mereka dan menjalani kehidupan seperti biasanya.
"Mereka diamankan oleh aparat TNI/Polri dan mendapatkan bantuan sembako dan layanan kesehatan baik dari aparat keamanan maupun pemerintah setempat," akunya.
Jika beredar kabar warga trauma dengan kehadiran TNI, Pangdam secara tegas membantahnya. Justru sebaliknya warga trauma dengan kejadian pembantaian sadis karyawan PT Istaka Karya oleh KKSB
"Justru rakyat itu trauma coba bayangkan karyawan Istaka itu diikat tangannya trus dikumpulkan lalu ditembaki. Ini pembantaian sadis, tidak punya peri kemanusiaan," ujar Pangdam
Dia menambahkan, selama ini KKSB selalu memutar balikkan fakta. Dibuat seakan-akan TNI adalah pelaku penjahat kemanusiaan. Seperti opini bahwa pembantaian karyawan Istaka Karya karena dicurigai ada karyawan yang menyamar jadi karyawan. Namun kenyataannya semua yang tewas dibantai adalah warga sipil.