Sekolah Terintegrasi Berpola Asrama Diluncurkan di Papua, Menteri Bappenas: Pertama di Indonesia
JAYAPURA,- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro, secara resmi meluncurkan sekolah terintegrasi berpola asrama dan layanan kesehatan jarak jauh atau telemedicine di Provinsi Papua, Rabu (7/8)
Peluncuran ini ditandai dengan pemukulan tifa oleh Menteri Bappenas yang didampingi Sekda Papua, Hery Dosinaen, para Professor IASA, dan perwakilan Kementerian Lembaga Terkait, di SMA Negeri 3 Jayapura sebagai salah satu sekolah percontohan selain SMA YPPK Adhi Luhur di Kabupaten Nabire
Kepada pers usai acara peluncuran, Bambang Brodjonegoro menjelaskan, pengembangan sekolah berpola asrama adalah salah satu inovasi penting dalam mendukung pendidikan di Papua.
Menurutnya, sistem pendidikan pola asrama yang terintegrasi ini baru diterapkan di Indonesia. Dimana asrama bukan lagi dipakai sebagai tempat beristirahat tapi juga dipakai untuk kegiatan setelah selesai kegiatan di kelas.
"Jadi, kurikulum yang kita benahi sehingga lebih efisien dan murid lebih menyukai pelajarannya, karena ini model baru maka kita mulai di Jayapura dan Nabire," ujarnya.
Bambang menjelaskan, di sekolah terintegrasi ini, untuk pola pendidikannya murid yang lebih berperan dari pada guru. Serta ada komunikasi langsung secara internasional. Sebab semua murid akan belajar menggunakan tablet (komputer portabel), sehingga mereka bisa tersambung dengan perkembangan yang terjadi tidak hanya di Indonesia tapi juga di luar Indonesia.
Sekolah terintegrasi berpola asrama ini ke depan akan di bangun di semua wilayah adat di Papua dan Papua Barat.
"Lulusan sekolah ini diharapkan bisa melanjutkan ke perguruan tinggi terbaik di dalam dan luar negeri, apalagi Papua punya program beasiswa bagi anak asli Papua yang kuliah di luar negeri, dan mereka diharapkan menjadi sumber daya manusia papua yang unggul untuk pembangunan ke depan," harapnya
"Yang terpenting itu operasional sekolahnya yang dapat berjalan dengan baik, dan pembiayaan sekolah ini pun akan kita bagi antara APBN maupun APBD Papua," sambungnya.
Kejar Ketertinggalan
Presiden Indonesian American Society of Academics (IASA), Prof. Dr. Herry Utomo menjelaskan, sistem sekolah terintegrasi ini diciptakan bertujuan untuk mengejar ketertinggalan Papua dengan daerah lain terutama di bidang pendidikan, mempercepat penguasaan bahan ajar oleh siswa (mempersingkat waktu belajar dengan mengintegrasikan misalnya tiga mata pelajaran menjadi satu pelajaran) serta meningkatkan kualitas pendidikan
"Di Papua ini kan pendidikan sangat sulit terutama di daerah daerah yang sulit dijangkau. Oleh karenanya kita memberikan solusi dengan membuat program sekolah terintegrasi berpola asrama. Tentunya ini berbeda, lebih modern dan hanya ada di Papua," jelasnya
Apresiasi
Sekertaris Daerah Papua, T.E.A Hery Dosinaen mewakili pemerintah Provinsi Papua menyampaikan terima kasih dan apresiasi atas komitmen Bappenas dalam merealisasikan pelayanan sekolah berpola asrama dan pelayanan kesehatan jarak jauh (telemedicine) di Provinsi Papua.
Dalam pelaksanaannya, dia berharap sekolah berpola asrama ini kedepan bisa diluncurkan juga di empat wilayah adat lainnya.
"Papua ini ada lima wilayah adat, yakni wilayah adat Mamta, Saereri, Anim Ha, La Pago, dan Mee Pago, kalau hari ini kita luncurkan di wilayah adat Mamta, kedepan bisa ada sekolah berpola asrama di daerah lainnya," ujarnya.
Sekda mengatakan, SMA Negeri 3 Jayapura adalah sekolah berpola asrama binaan Pemerintah Provinsi Papua.
"SMA Negeri 3 Jayapura ini binaan kita di Provinsi, harapan kami dengan peluncuran sekolah berpola asrama ini diharapkan mampu mendukung percepatan peningkatan akses dan kualitas pelayanan pendidikan bagi anak-anak Papua," harapnya.**